Mohon tunggu...
Alfi Muna Syarifah
Alfi Muna Syarifah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

I was active as Indonesian activist for Indonesian woman justice. Now, I split out my volunteer work became writer here. 😌| My study was focused in linguistic forensic for Indonesian law cases. Welcome and please enjoy my masterpieces!!!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sinar Mentari Indonesia di Tengah Resesi 2023

15 November 2022   19:28 Diperbarui: 15 November 2022   20:28 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Resesi: Perekonomian yang memburuk terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil negatif selama dua kuartal berturut-turut.


Kabar resesi gelap telah mendunia dan membanjiri banyak portal berita. Mulai diperkuat dengan argumen para ahli, menteri, dan influencer yang semakin memperciut nyali masyarakat dalam perputaran ekonomi. Masyarakat semakin kritis dalam berbelanja terutama di era pandemi Covid-19 yang belum rampung, ditambah dengan iklim politik negara yang semakin mencekam.

Hal ini pun memunculkan banyak korban Putus Hubungan Kerja (PHK) yang viral dilakukan oleh perusahaan start-up. Dengan demikian, angka pengangguran dan kemiskinan meningkat.


Lalu, kok bisa 2023 dianggap resesi gelap?

1.Harga Melambung

Pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina cukup memberi impak yang besar bagi inflasi. Begitu pula lockdown di Cina yang menganggu jalur perdagangan internasional. Lantaran, Cina sebagai salah satu pemasok ekonomi global dikabarkan akan melakukan lockdown kembali. Dengan berkurangnya suplai barang, tetapi permintaan barang naik, maka akan menyebabkan harga melambung secara signifikan. 

Melangsir dari laporan proyeksi ekonomi global International Monetary Fund (IMF) pada Selasa (11/10/22), diprediksi bahwa 2023 perekonomian global akan dalam kuartal negatif. Hal ini juga sudah dirasakan masyarakat Indonesia seperti melambungnya harga BBM.

2.Investasi menurun

Investasi di tengah resesi akan membuat para investor berpikir ulang dan memilih dananya dialokasikan dengan aman. Investor dapat cenderung memilih menyimpan dana cash di tabungan pribadi atau memilih aset jangka panjang seperti emas maupun berinvestasi pada UMKM.

Namun, di tengah resesi gelap, Indonesia menjadi terang akibat penguatan nilai rupiah dan menggapai rekor penarik investor tertinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun