Mohon tunggu...
Alfataira Diaz Ratu Amadita
Alfataira Diaz Ratu Amadita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan 2022 Gel.2

Seorang mahasiswa dan calon pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya

12 Januari 2023   08:30 Diperbarui: 12 Januari 2023   08:42 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa pengajaran atau Oderwijs merupakan bagian pendidikan yang mencakup proses pendidikan dengan memberikan ilmu pengetahuan yang berguna untuk hidupnya. Kemudian, pendidikan atau Opveoding merupakan memberi bimbingan terhadap seluruh kekuatan kodratnya agar anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiannya. Pendidikan memiliki tujuan untuk menuntun pada segala kodrat anak, dengan hanya menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang dimaksud dengan memberikan perbaikan perilakunya namun bukan dasar hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat.

Menurut KHD para pendidik selanjutnya harus memiliki pemikiran terbuka dan megikuti perkembangan zaman dengan menyelaraskan dulu apa yang perlu dan tidak. Dasar pendidikan anak juga berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman yaitu kodrat alam berkaitan pada sifat dan bentuk lingkungan serta kodrat zaman berkaitan pada isi dan irama. Hal tersebut memiliki arti bahwa setiap anak memiliki sifat dan karakternya sehingga sebagai pendidik harus menunjukkan dan membimbing agar muncul sifat-sifat positif dan menutup sifat-sifat negatif.

Seorang pendidik harus dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan metode belajar peserta didik sehingga pembelajaran berfokus pada peserta didik dan memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan ide, berfikir kreatif, mengembangkan bakat/minat siswa (merdeka belajar) sesuai apa kelebihan diri peserta didik, tapi kebebasan itu bukan berarti kebebasan mutlak, namun kebebasan tersebut juga diimbangi dengan tuntunan dan arahan dari guru supaya peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. 

Selain itu, dalam semboyan KHD "Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut wuri Handayani" yang mencerminkan bahwa mendidik dan mengajar siswa atau anak dengan kita menjadi seorang pendidik harus memiliki pola pikir bahwa setiap manusia memiliki keunikan atau kelebihan masing-masing. 

Oleh karena itu, kita sebagai pendidik tidak boleh memaksakan seorang individu atau siswa mengikuti menjadi apa yang kita inginkan dalam hal cita-cita maupun segala aspek hidupnya dalam arah positif sehingga sesuai dengan arti semboyan KHD yang berarti "dari depan seorang guru harus memberi teladan dan contoh yang baik, dari tengah seorang guru dan seorang murid harus menciptakan prakarsa dan ide, dari belakang seorang guru harus memberi dorongan dan arahan"

  • Refleksi dari pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh dalam modul ini dan perubahan diri yang yang saya alami dan akan saya praktekan di sekolah dan kelas 

Setelah saya mempelajari pemikiran KHD wawasan saya terhadap beberapa pedoman untuk menjadi pendidik yang dapat bersinergi memajukan pendidikan bangsa yaitu dengan mengimplemnetasikan pemikiran-pemikiran KHD yang berfokus bahwa peserta didik memiliki berbagai kelebihan dan keunikan masing-masing yang perlu diakomodasi dalam proses belajarnya.

Oleh karena itu, perubahan yang saya alami yaitu saya lebih merasa tertarik dengan aspek-aspek yang perlu digali dalam memahami peserta didik dengan baik serta selalu mengikuti perkembangan zaman dengan fase perkembangan peserta didik. Saat saya mulai menjadi seorang pendidik di sekolah dan kelas saya dengan mengimplementasikan semboyan KHD "Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut wuri Handayani" dan terus dapat menjadi pembimbing atau fasilitator belajar siswa yang dapat menanamkan keteladan dan nilai-nilai luhur bangsa sesuai perkembangan zaman.

  • Proses pembelajaran dan suasana kelas yang mencerminkan pemikiran KH Dewantara secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah

Proses pembelajaran di sekolah dan dikelas dilakukan dengan mengiplemntasikan semboyan KHD "Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut wuri Handayani" dengan siswa selalu melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan atas bakat atau minat siswa dalam mengeksplorasi pengetahuan, kompetensi dan keterampilan dalam suatu bidang pelajaran atau bakat tertentu. Hal tersebut guru menjadi seorang fasilitator pembelajaran dan selalu mengutamakan kebutuhan belajar siswa.

Selain itu, melalui sikap-sikap positif guru dapat menjadi teladan bagi peserta didik untuk diterapkan, Nilai-nilai sosial budaya yang selalu ditanamkan dalam lingkungan sekolah atau kelas yaitu selalu menjaga sopan santun dan tegur sapa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun