Mohon tunggu...
Alfa Riansyahh
Alfa Riansyahh Mohon Tunggu... Mr Random Word's

Hola! Bye.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Patrick Kluivert dan Kesalahan Melihat Cermin

9 Oktober 2025   08:12 Diperbarui: 9 Oktober 2025   14:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PK punya visi: menyerang, menekan, mendominasi. Tapi visi tanpa fondasi hanya akan menjadi mimpi kosong. Permainan berbasis penguasaan bola (possession play) menuntut kecerdasan ruang, kecepatan membaca situasi, dan disiplin posisi --- tiga hal yang belum merata di tim ini. Akibatnya, sistemnya rapuh.

Kita sering melihat bentuk permainan yang cantik di 15 menit awal, lalu kehilangan arah di menit ke-70. Inilah tanda klasik dari sistem yang belum matang:

"Ketika ide lebih kuat dari struktur yang menopangnya maka akan lahir sebuah ketidakstabilan."

5. Belajar dari STY dan Luis Milla

Shin Tae-yong dan Luis Milla memahami satu hal yang dilupakan PK: tim bukan kanvas kosong.

STY jarang mengubah formasi. Ia percaya pada pola 3-4-2-1 yang sederhana tapi stabil.
Dengan sistem itu, Indonesia mampu menahan atau bahkan menumbangkan raksasa Asia --- Arab Saudi, Cina, Australia, hingga Korea di level usia muda.

Luis Milla pun serupa: ia membangun struktur berdasarkan realitas. Ia tahu kualitas pemainnya, dan menyesuaikan sistem dengan kemampuan yang ada. Ia tidak membawa dogma; ia membentuk harmoni. Itulah bedanya antara sistem yang hidup dan sistem yang dipaksakan.

Sumber: Official Instagram @timnasindonesia
Sumber: Official Instagram @timnasindonesia

 

6. Idealisme Tanpa Realitas

Patrick Kluivert tidak salah bermimpi.
Ia hanya salah membaca tahap kesiapan timnya. Indonesia bukan Belanda, bukan Spanyol, dan belum menjadi Brasil. Sebelum bicara tentang gaya bermain, kita harus punya bentuk bermain. Sebelum bicara filosofi, kita harus punya fondasi. Dan sebelum bicara kemenangan besar, kita harus belajar bermain bersama dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun