Mohon tunggu...
Alfan Darmawan
Alfan Darmawan Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar

Alfan Darmawan adalah seorang Public Relations dan penulis. Dia lahir di kota Lhokseumawe, 21 Agustus 1996 Aceh, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Era Melawan Sampah Plastik

26 Juni 2019   21:00 Diperbarui: 26 Juni 2019   21:11 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar kata "Plastik" bukan lagi suatu kata yang tidak asing di kalangan masyarakat kita. Bahkan baru-baru ini, peneliti menunjukkan plastik yang telah teresidu tidak akan teredegrasi secara alamiah begitu saja. Tapi plastik tersebut akan hancur dan meninggalkan potongan-potongan plastik lainnya berupa serpihan yang sangat kecil. Potongan plastik ini telah dikonfirmasi oleh peneliti bahwa jumlah jejak potongan kecil plastik ini dapat ditemukan di dalam tubuh manusia juga. Potongan inilah yang disebut dengan mikro plastik (microplastic).

Mikro plastik bukan hanya berasal dari kantong plastik atau botol air minum plastik. Tapi juga datang dari berbagai variasi sumber seperti kosmetik dan pakaian sintetis. Potongan plastik kecil ini terus berpindah dari tempat satu ke tempat lain. Sehingga apabila potongan kecil ini sampai pada tempat pembuangan akhir seperti tempat tanah dan air, maka mikro plastik ini akan menjadi bahan santapan bagi mikro organisme lainya seperti plankton. 

Dengan kata lain, jika analogi rantai makanan terjadi pada plankton yang ada di laut memakan mikro plastik, ikan yang makan plankton, dan manusia makan ikan tersebut. Maka mikro plastik tersebut akan terus berimigrasi ke dalam tubuh kita dan mengalir melewati pembuluh darah atau organ-organ vital lainnya. Dan jika dibiarkan, hal tersebut dapat berpotensi merusak sistem imun sebagaimana mereka akan terus mengalir sebagai bahan kimia yang beracun di dalam tubuh kita.

Bedasarkan data Jenna Jambeck yang dipublikasi pada tahun 2015 lewat Jurnal Science (www.sciencemag.org), Indonesia berada pada peringkat 2 setelah Tiongkok sebagai negara penyumbang plastik terbanyak ke lautan. Hari ini, hanya 14% dari plastik seluruh dunia di daur ulang, 2% digunakan kembali sebagai kemasan, dan sayangnya sisanya dibuang di tanah dan di lautan kita. Sekiranya jika lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, maka dapat diperkirakan menjadi 9 miliyar kilogram dari sampah plastik yang dibuang ke lautan setiap tahunnya dan tertimbun di lautan yang dalam.

Yang menjadi permasalahan krusialnya lagi adalah bukan hanya makanan yang berasal dari laut saja yang terkontaminasi akibat dari partikel mikro plastik ini. Tapi botol air minum plastik juga mengandung ratusan mikro plastik dari yang telah kita minum. Studi pembelajaran mengkonfirmasi bahwa satu air dalam botol plastik, berisi rata-rata 10,4 mikro plastik. Polyethylene-terephthalate (PET) adalah bahan yang sering digunakan pada plastik terutama pada bahan pembuatan botol air minum.

Cobalah Anda renungkan, apakah Anda tega membiarkan hal ini terjadi begitu saja dan Anda menjawab "Ini bukan urusan saya"? Apakah Anda tega membiarkan kejadian ini sampai pada anak-anak dan cucu kita yang dalam beberapa waktu singkat ataupun lama akan menjadi korban dari bencana yang telah kita perbuat? Lihatlah apa yang telah kita lakukan!

Untuk itu perlunya kesadaran dari diri sendiri dan masyarakat dalam upaya megurangi pemakai plastik terutama plastik yang sekali pakai. Upaya yang sangat kecil juga bisa kita lakukan dengan cara tidak pernah sekali-kali membuang sampah sembarangan sekecil apapun itu bentuknya. Bawalah tas kain setiap kali akan belanja, dan bawalah botol air minum dan tempat makanan sendiri agar sampah yang sekali pakai dapat kita minimalisir jumlah pemakaiannya. Gotong royong, kampanye, daur ulang juga menjadi upaya yang besar dalam mencegah dan mendidik untuk generasi kita selanjutnya.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Karena hanya orang penakut dan pencundang saja yang akan lari dari masalah ini. Keberanianlah yang akan selalu menang dalam hal apapun. Satu langkah saja dalam mencegah sampah plastik ini sangat penting untuk anak dan cucu kita. Maka dari itu, peperangan selanjutnya bukanlah peperangan Super Heroes atau antar manusia dan alien. Tapi peperangan selanjutnya adalah peperangan melawan sampah plastik. Jadi, selamat datang di era perang melawan sampah plastik.

Penulis oleh:
Alfan Darmawan

Source

Journal:
https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/2050640618792817

 Photo:
youtube VOX

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun