Mohon tunggu...
Alfain Aknaf Rifaldo
Alfain Aknaf Rifaldo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia

Hanya mas mas biasa yang tidak kuat mengonsumsi kopi tanpa air Instagram : @aaknafr

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Jalan Pintas Menjadi Polyglot di Jogjakarta

8 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 8 Maret 2021   17:42 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jogjakarta sudah lazim dijuluki sebagai kota pelajar sedari dulu. Banyak mahasiswa dari luar daerah yang datang untuk menimba ilmu di kota gudeg ini. Pun selain itu, kampus-kampus yang ada di Jogja terkenal berkualitas dan menghasilkan lulusan yang berkompeten.

Selain golongan kaum mahasiswa, ternyata Jogja juga diramaikan oleh pendatang dengan berbagai macam mimpi dan tujuan. Biasanya mereka datang untuk bekerja atau membuka usaha. Beberapa yang lain datang karena Jogja mempunyai nuansa yang sangat khas, penuh seni dan otentik. Baik diromantisasi media maupun tidak, Jogja memang sudah romantic. Setidaknya itu menurut pendapatku.

Bagi pemuda plonga-plongo yang hampir dua tahun tinggal di Jogja seperti saya, Jogja menjadi kota pelajar bukan hanya karena adanya banyak kampus. Seorang dosen saya pernah suatu ketika berkata yang intinya adalah setiap sudut di Jogja bisa kita ambil pelajaran. Hal ini saya amini setelah memperhatikan banyak hal dan ternyata jika direnungkan memang benar apa kata dosenku tersebut.

Salah satu hal kecil yang bisa dipelajari di Jogja adalah bahasa. Jika memanfaatkan momen tinggal ngekost di Jogja dengan baik, bukan tidak mungkin untuk kita bisa menguasai berbagai bahasa atau bahkan menjadi seorang polyglot. 

Polyglot sendiri adalah sebutan untuk orang yang bisa menguasai banyak bahasa dengan lancar. Salah seorang polyglot yang saat ini sedang naik daun adalah Fiki Naki, seorang Youtuber dari Pekanbaru. Di usianya yang baru sekitar 21 tahun, dia sudah berhasil menguasai berbagai bahasa seperti Rusia, Rumania, Perancis, Jerman dan tentu saja bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Dan hebatnya, dia menguasai semua bahasa tersebut secara otodidak atau tanpa melalui kursus. Cukup belajar di berbagai platform di internet dan mempraktikannya melalui OmeTV. Sebab belajar bahasa yang paling efektif memang dengan cara ruting mempraktikannya.

Nah, tadi sempat saya singgung bahwa menimba ilmu di Jogja tidak melulu harus formal di kampus, begitupun Ketika belajar bahasa. Lalu dimanakah tempat belajar banyak bahasa di Jogja? Apakah sulit? Apakah membutuhkan banyak biaya? 

Baik, tenang saja. Akan saya coba uraikan bagaimana cara belajar berbagai bahasa dengan tinggal di Jogja. Namun sebelumnya, akan saya ingatkan bahwa cara ini hanya akan berhasil jika anda bukan seorang pemalu dan juga harus rutin dipraktikan. Berikut inilah tempat-tempat belajar bahasa yang 'terjangkau' dan asyik di Jogjakarta.

Bagi mahasiswa pendatang yang non Jawa, angkringan bisa menjadi tempat yang sangat tepat untuk belajar bahasa Jawa. Disini kita akan berbincang langsung dengan bapak-bapak yang mana bahasa Jawanya lebih 'bersih' daripada bahasa Jawa kaum muda. Selain mengasah skill berbahasa Jawa, mengobrol dengan bapak-bapak juga ada kesannya tersendiri sendiri.

Belajar bahasa jawa di angkringan tentunya tidak berbayar. Kita cukup memesan minum seperti kopi atau es teh dan beranikan diri untuk mengajak bapak-bapak pemilik angkringan untuk mengobrol, tentunya dengan menggunakan bahasa Jawa. Apabila merasa lapar, tinggal ambil makanan yang tersedia disana, seperti nasi kucing, sate usus, baceman, gorengan tempe dan lainnya.

Ketika belajar bahasa Jawa dengan bapak-bapak, kita cenderung mendapatkan kosa kata yang lebih sopan dan berbudaya. Selain itu, bapak-bapak tersebut adalah 'native speaker' bahasa Jawa dan kita bisa saling menimpali obrolan, jauh berbeda jika belajar bahasa Jawa melalui Youtube, yang cenderang bersifat satu arah. Dengan begitu, bukan tidak mungkin lidah kita akan terlihat seperti orang Jawa sungguhan.

Kekurangannya belajar bahasa Jawa disini adalah seringkali angkringan berada di pinggir jalan. Jadi Ketika kebetulan jalanan ramai, suasana 'kursus' bahasa jawa kita menjadi kurang kondusif. Selain itu, dibutuhkan kemampuan bersosial yang cukup baik untuk mempertahankan obrolan secara intens dalam waktu yang lama. Lama obrolan juga kadang bergantung pada seberapa cepat kopi kita habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun