Mohon tunggu...
Alfa Anisa
Alfa Anisa Mohon Tunggu... Editor - Penulis Blitar

Saat sedang sendirian, lebih suka menikmati waktu untuk berimajinasi, melamun dan menyendiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Ibu: Rawatlah Aku di Masa Tua Nanti

23 Desember 2022   22:39 Diperbarui: 23 Desember 2022   23:37 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini yang membuat ibu bahagia selepas kepergian bapak sebenarnya sederhana, bertemu orang-orang lalu berkumpul dalam suatu majlis keagamaan. Ibu seringkali mengatakan bahwa dengan bertemu orang-orang, ada sebuah energi baru untuk berbuat kebaikan setiap harinya.

Sebenarnya aku dan ibu memiliki kepribadian yang berbeda, ibu lebih ke arah Ekstrovert, senang bertemu orang-orang, terbuka, namun justru aku malah sebaliknya. Aku memiliki kepribadian introvert yang lebih tertutup dan menyendiri, bahkan tak menyukai bertemu orang.

Namun selepas menikah, aku menyadari banyak hal tentang pentingnya merawat pertemuan dengan banyak orang. Satu hal yang kupahami, bahwa dengan berbaur dengan banyak orang membuatku belajar bagaimana menghadapi berbagai karakter untuk menjadi sosok yang dewasa.

Dan dari ibu aku belajar bagaimana menjadi sosok yang ramah dan disukai orang, pesannya sederhana tapi bermakna, selalu terngiang di kepala, "Kunci utama untuk menjadi ramah adalah tersenyum, menyapa, dan awali dengan niat senang bertemu orang,"

Menjadi Petani, Sosok Pekerja Keras Merawat Pesan Bapak

Ada sepetak sawah yang ditinggalkan bapak selepas kepergian setahun lalu. Sepetak sawah itu dirawat ibu dengan sepenuh hati yang ditanam berbagai macam sayuran untuk menghidupinya sehari-hari. Kata Ibu, "Hanya sawah ini yang membuatku selalu teringat dengan bapak,"

Ibu seolah mendapatkan pesan untuk melanjutkan kerja keras bapak dalam menjaga dan memelihara sawah yang dulu pernah dikelola bersama. Saat ini meski berjuang sendirian, ibu berusaha tetap bahagia menanam berbagai macam sayuran, memilih pupuk dan benih-benih yang harus ditanam, dan menikmati kenangan yang pernah dilalui bersama bapak.

Hari-hari dijalani ibu dengan penuh rasa syukur meski di tengah terik matahari, ibu senantiasa setia merawat berbagai macam tanaman yang terkadang membuat wajahnya terlihat kusam. Jika lelah telah bertumpuk, keriput muncul di garis wajah yang saat ini telah berusia 64 tahun, namun seolah hal itu bukanlah penghalang ibu untuk bekerja keras merawat kenangan.

Hadiah Buat Hari Ibu, Ini Caraku Agar Ibu Tetap Bahagia di Masa Lanjut Usia

Dulu aku berpikir jika suatu hari nanti memiliki anak, aku ingin menjadi sosok idola baginya. Jika ditanya siapa tokoh yang paling diidolakan hingga saat ini, aku akan menjawab dengan lantang bahwa 'tokoh idolaku adalah ibu.'

Alasannya sederhana, ibu menjadi sosok pribadi sederhana yang membuatku terinspirasi belajar banyak hal tentang kehidupan, menguatkanku di saat hari-hari paling rapuh, dan orang pertama paling bahagia saat aku memiliki kabar gembira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun