Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengenal Uranium, Musuh Sekaligus "Teman Dekat" AS

8 Juli 2019   15:19 Diperbarui: 8 Juli 2019   15:31 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: liputan6.com

Pemanfaatan uranium paling besar digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Selain uranium, thorium juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar nuklir. Thorium tidak dapat berdiri sendiri sebagai bahan bakar tanpa bantuan uranium.

Dengan begitu, pengembangan terhadap uranium harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengembangkan thorium. Perbedaan lainnya yakni thorium yang cenderung lebih aman dan tidak dapat dimanfaatkan dengan tujuan persenjataan.

Negara-negara di dunia saat ini lebih condong melakukan penelitian dan pengembangan uranium hingga beberapa dekade mendatang.

Indonesia juga memiliki kandungan uranium yang besar di tanah air. Namun, berdasarkan aturan yang berlaku menyatakan uranium tidak diizinkan untuk dieksploitasi secara komersial.

Butuh anggaran yang besar dalam pengayaan uranium. Selain itu, dibutuhkan pula sarana dengan teknologi mumpuni disertai kualitas sumber daya manusia yang kompeten.

International Atomic Energy Agency (IAEA) mencatat hingga akhir 2016 Amerika Serikat menempati urutan teratas sebagai negara pengguna nuklir terbesar di dunia dengan memiliki sekitar 100 PLTN di negara tersebut.

Melihat beberapa fakta yang ada, AS merasa kekhawatiran besar terhadap potensi nuklir yang dimiliki Iran. Iran merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan minyak bumi terbesar di dunia.

Anggaran dana untuk melakukan pengayaan uranium bukan kendala bagi Iran. Untuk menahan laju Iran, sejak beberapa dekade lalu AS selalu menerapkan sanksi ekonomi atas Iran.

Iran yang tidak tinggal diam lantas memberikan ancaman akan terus melakukan pengayaan uranium yang berpotensi menjadi senjata nuklir. Padahal, AS merupakan negara yang memiliki jumlah PLTN terbanyak saat ini.

Iran dan AS sebelumnya pernah memiliki hubungan bilateral yang erat hingga mampu bekerja sama dalam pengembangan nuklir. Sejak konflik yang terjadi pada 1970-an membuat hubungan kedua negara memanas hingga sekarang.

Pengolahan uranium perlu sokongan dana, teknologi, serta kualitas tenaga kerja mumpuni. Iran bisa dibilang telah memiliki ketiga aspek dan menjadi ancaman nyata bagi AS serta global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun