Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Membaca Ulang Buku "Surat Untuk Sahabat" Prabowo Subianto

25 Juli 2023   00:25 Diperbarui: 25 Juli 2023   00:50 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dok. Alex Palit

Misalkan seperti dicontohkan, bagaimana seseorang yang mulanya bukan siapa-siapa, kemudian berkat dukungan seorang, menjadi orang sukses dan terkenal atas jabatan yang diraih dan digenggamnya. Tapi kemudian ia lupa atau melupakan orang yang telah mengantarnya ke jenjang kesuksesan tersebut. Termasuk melupakan dan mengabaikan komitmen apa yang diucapkan, tanpa beban. Bahkan kalau bisa orang yang pernah membantunya itu disingkirkan. Ambisi hasrat kuasa membuat orang lupa diri asal usulnya, kacang lali kulite.

3. Ojo Kagetan

Inti dari filosofi ojo kagetan ini mengajarkan pada kita untuk senantiasa eling lan waspada, tidak hilang kendali diri. Dan itu banyak kita saksikan di panggung politik.

Bagaimana seseorang yang berhasil mewujudkan hasrat politiknya kemudian lupa diri, hilang kendali diri, terbuai hasrat kuasa yang digenggamnya. Di mana kekuasaan itu sebagai amanah untuk mensejahterakan rakyat, kemudian ia manfaatkan sebagai aji mumpung. Mumpung sedang berkuasa.

             

4. Ojo Adigang Adigung Adiguna

Filosofi ojo adigang adigung adiguna mengajarkan bahwa manusia tidak boleh mentang-mentang dirinya paling hebat, paling digdaya. Pesan ini juga mengingatkan seorang pemimpin untuk tidak menjadi lupa diri, merasa paling bisa, tetapi sebenarnya tidak bisa apa-apa. Ada kita temui, untuk menutupi kelemahan dirinya yang sejatinya tidak tahu dan tidak bisa apa-apa yaitu dengan bersikap adigang adigung adiguna. Semua itu ia lakukan untuk menutupi kelemahan dirinya.

5. Ojo Rumangsa Iso, Ning Iso Rumangsa

Intinya mengajarkan agar tidak menjadi orang yang lupa diri, sok tahu, sok keminter, padahal tidak tahu apa-apa, misalnya dalam mengambil kebijakan yang tidak sesuai sehingga menimbulkan kerugian yang semestinya tidak terjadi.

Begitu halnya dalam ucapan. Di mana seorang pemimpin yang dipegang adalah omongannya untuk digugu lan ditiru sebagai suri tauladan. Termasuk satunya kata dengan perbuatan, tidak mencla-mencle, bukan pagi tempe sore kedelai. Ucapan seorang pemimpin itu adalah sabda pandita ratu tan wolak-walik.

6. Mikul Dhuwur Mendem Jero

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun