Mohon tunggu...
Alex Japalatu
Alex Japalatu Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis

Suka kopi, musik, film dan jalan-jalan. Senang menulis tentang kebiasaan sehari-hari warga di berbagai pelosok Indonesia yang didatangi.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Perempuan Kuat dari Tepi Sungai Yangoon

11 Agustus 2022   06:47 Diperbarui: 11 Agustus 2022   06:59 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aung San Suu Kyi (Sumber: Kompas.com)

Dalam film semi dokumenter tentang perjuangan Suu Kyi  ini digambarkan rupa-rupa  intimidasi yang dilancarkan junta militer kepada dirinya. Antara lain, Suu Kyi tidak boleh berhubungan dengan media dan orang luar. Rumahnya di pinggir Danau Yangoon dipagari seng, supaya ia tak bisa melihat keluar. Rumah itu juga dijaga 24 jam oleh tentara.

Rupanya kepedihan tak hendak beranjak. Saudara Suu Kyi, Aung San Lin meninggal tenggelam di sebuah danau di Yangoon, ibukota Burma.

"Peristiwa yang sangat membekas. Dia teman bermain saya. Saya sangat kehilangan," kenang Suu Kyi tentang peristiwa itu.

Tahun 1988 ibundanya meninggal. Suu Kyi memutuskan menetap di Burma dan terjun ke dunia politik. Burma sudah berada di tangan pemerintahan diktator militer. 

Sebagai putri pendiri Burma, ia terpanggil memperjuangkan demokrasi. Ia ingin warga negaranya tidak hidup dalam intimidasi sekelompok orang bersenjata.

"Waktu itu saya datang mengunjungi Ibu yang sakit keras. Saya melihat ketidakadilan ada di mana-mana. Rakyat Burma benar-benar tertindas. Situasi Burma tidak mengijinkan saya untuk pergi lagi," aku  Suu Kyi.

***

 Karena kegiatannya ini pada Juli 1989 ia ditempatkan dalam tahanan rumah di Rangon oleh pemerintahan darurat militer. Ia ditahan dengan alasan akan menjadi seorang yang "kemungkinan besar akan merusak perdamaian dan stabilitas masyarakat". Waktu itu Michael Aris, suaminya, dosen dan ahli tentang Tibet di Universitas Oxford, masih bisa mengunjunginya. Ia menikahi Aris pada 1978.

Namun pada 1995 visa Aris dicabut. Ia tidak bisa lagi mengunjungi Suu Kyi. Dua anak mereka, Alexander dan Kim,  pun demikian. Pemerintahan militer Burma  bergeming meski pemerintah  Amerika Serikat, Sekretaris Jenderal PBB dan Paus Yohanes Paulus II meminta pemerintah militer mengijinkan Aris datang mengunjungi istrinya.

Yang paling memukul Suu Kyi adalah Aris didiagnosa mengidap kanker prostat terminal terakhir. Aris tetap tidak bisa dibawa untuk dirawat di Burma. Pemerintah justru mendesak Suu Kyi meninggalkan Burma untuk mengunjungi Aris.

(sumber: researchhistory.org)
(sumber: researchhistory.org)
"Saya tidak percaya pada junta militer. Karena begitu saya keluar akan sukar lagi masuk ke sini. Memang sangat berat hidup berpisah dengan orang-orang yang kita cintai. Tetapi tenaga dan pemikiran saya lebih dibutuhkan masyarakat Burma," kata Suu Kyi.

Ia teguh pada pendiriannya.  Aris meninggal dunia pada 1999.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun