Mohon tunggu...
Alexander Tio
Alexander Tio Mohon Tunggu... Lainnya - Penyanyi

Aku adalah seorang penyanyi karir,dan seorang pelajar di salah satu SMA Kawasan Bandung Barat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sirna yang Tak Datang

30 September 2022   08:00 Diperbarui: 30 September 2022   08:09 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selasa pagi seminggu yang lalu terlihat matahari belum terbit tiba-tiba ibuku terbangun pada jam 04.00 subuh ibuku terbangun karena mendengar suara telepon memanggil HP ibuku dan sontak diriku pun terbangun karena mendengar teriakan  dan rintihan tangisan dari ibuku yang mendapatkan kabar bahwa nenek meninggal dunia dan itu sangat menyayat hati ibu dan diriku.

Setelah mendengar suara kegaduhan ibu ayah dan kakak pun terbangun dan bertanya-tanya kenapa ini... kenapa ini.... dan tanpa disadari pun air mataku mulai membanjiri pipiku karena aku merasa kehilangan sosok yang aku anggap sebagai ibu keduaku yaitu nenekku.

Kakakku pun ikut tersedu-sedu merintih karena kehilangan orang yang berarti dalam hidupnya ibuku pun tak kuasa menahan pukulan batin yang sangat berat ketika ia kehilangan sosok bidadari tak bersayapnya yang menemani suka duka bersama ibuku.

Lalu... ayah bagaimana...?

Ayah tampak cuek menanggapi hal tersebut dia tampak acuh dan tak acuh terhadap peristiwa yang menimpa ibuku ayah hanya mengatakan satu buah kalimat yang masih aku ingat sampai detik ini.

Kalau kau mau pergi ke Medan lahohara kau tu diau Unang kau undang-undang aku dong adong hepengku.

Lalu ibuku hanya bisa menjawab kalau kau menghargai ibuku kau datang tapi kalau kau anggap ini sebagai ajang bercandaanmu nggak butuh aku kau datang, dan ingat satu hal aku nggak butuh duitmu untuk memberangkatkan ku ke Medan sakit hatiku kau buat.

Pada posisi ini aku hanya bisa terdiam dan tak ingin memikirkan hal apapun lagi karena pikiranku sedang kosong sejak saat itu.

Singkatnya ibuku berangkat pergi ke Medan pada hari itu juga dengan meminjam uang dari orang lain ibuku pun sambil menangis sambil juga membereskan serta memasukkan pakaian-pakaiannya yang hendak ia bawa ke Medan.

Satu demi satu pakaian yang ia masukkan ke dalam koper yang ia bawa setelah itu aku dengan kakakku pun langsung berpamitan dengan ibuku karena hanya ibuku saja yang pergi sendiri ke Medan dan Yang kuingat jelas permintaan terakhir ibuku kepada ayahku Ibu meminta ayah untuk membawakan koper miliknya ke motor yang pada dasarnya koper itu berat sekali.

Namun yang ayah lakukan ialah ia menolak mengangkat koper itu dan menyuruh ibuku untuk mengangkatnya sendiri ibuku bertengkar lagi dengan ayahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun