Mohon tunggu...
Alexander Krisna
Alexander Krisna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sel Punca, Masa Depan Dunia Kesehatan

24 Oktober 2017   22:53 Diperbarui: 24 Oktober 2017   23:28 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dari kedua pendapat saya, tampaknya tidak ada halangan berarti untuk memberikan sel punca pada ginjal untuk mengganti sel ginjal yang mati akibat penyakit. Walau begitu, efek samping yang kemungkinan diterima oleh penerima sel punca akan sangat bergantung dengan kondisi pasien dan jenis transplantasi. Setelah membahas mengenai masalah itu, mari kita coba bandingkan ginjal dengan organ -- organ lainnya yang sudah terbukti mampu disembuhkan menggunakan sel punca. Tentunya, jika sel punca mampu menyembuhkan organ tersebut, maka sel punca  berarti mampu menjadi pengganti sel -- sel dari organ yang mati tersebut.

Organ yang bisa dijadikan pembanding adalah hati. Hati sendiri selain diketahui bisa diobati menggunakan sel punca, sudah memiliki sel punca dalam organnya sendiri secara alami. Sel punca pada hati ini bertugas untuk memperbaiki organ hati yang rusak. Organ hati bisa rusak karena hati bekerja keras melakukan detoksifikasi atau penetralan racun pada makanan, agar tidak berbahaya saat dicerna. Sel punca yang hidup pada hati secara alami ini memperbaiki kerusakan pada hati bersama hepatosit, sel Kupfer, dan sel Ito. Pada pengobatan pada hati, kerja sel -- sel yang memang sudah dari awal berada di hati dibantu oleh sel -- sel punca lain dari organ selain hati (tepatnya adalah sumsum tulang belakang). Sel --sel punca ini meskipun bukan berasal dari hati, tapi mampu melakukan spesialisasi saat tumbuh sehingga memiliki fungsi yang sama dengan sel-sel hati yang mati.

Setelah itu, mari kita lihat struktur jaringan pada hati dan ginjal. Keduanya adalah organ yang berasal dari jaringan mesenkim atau juga dikenal mesoderm. Jika hati yang terdiri dari jaringan mesoderm dapat diobati, maka ginjal yang terdiri dari lapisan embrional yang sama, mesoderm , kemungkinan juga akan bisa diobati oleh sel punca.

Tak hanya itu, jika sel punca yang diberikan untuk pengobatan adalah sel punca embrionik. Sel punca embrionik terjadi saat masih pada tahap embrio , yaitu sekitar tiga sampai lima hari. Sel ini memiliki sifat pluripoten, berbeda dengan sel punca dewasa yang bersifat multipoten. Pluripoten berarti memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel dewasa, baik dari jaringan endoterm, jaringan eksoterm , maupun jaringan mesoderm (semua lapisan embrional). Multipoten sendiri berarti kemampuan sel punca untuk berdiferensiasi untuk menjadi sel dewasa dari salah ssatu golongan, misalnya hanya untuk system saraf atau hanya untuk pembentukan darah. Jika sel punca yang digunakan untuk pengobatan adalah sel punca embrionik, maka sel punca akan mampu menggantikan sel ginjal yang mati.

Tak hanya sel punca embrionik, sebenarnya juga ada beberapa jenis sel punca dewasa, bukan embrionik, yang juga mampu mengobati masalah pada ginjal. Sel punca dewasa yang mampu menggantikan sel ginjal yang mati adalah sel punca mesenkim dan sel punca hematopoietic. Sel punca mesenkim, sama seperti namanya, akan tumbuh dengan spesialisasi menggantikan sel dari organ yang terbentuk dari lapisan embrional mesoderm atau mesenkim. Kita juga sudah mengetahui bahwa ginjal terdiri dari lapisan embrional mesoderm. Sel -- sel ginjal akan mampu digantikan oleh sel punca mesenkim yang ditanam.

Sel punca dewasa yang juga mampu menangani kerusakan ginjal, adalah sel hematopoietik. Sel punca hematopoietik adalah sel punca dewasa yang mampu membentuk sel darah. Sedangkan kita tahu sendiri , bahwa ginjal adalah bagian vital dari system eksresi manusia yang bertugas menyaring darah . Kelihatannya memang agak tidak berhubungan, tapi sebenarnya ada hubungan erat antar sel hematopoietic yang mampu membuat sel darah dengan kerja ginjal.

Kerja ginjal bisa terganggu oleh kerusakan darah yang disaring. Jika darah yang disaring rusak, maka kerja ginjal akan semakin berat, dan bukan tidak mungkin ginjal akan mengalami kerusakan. Selain itu, salah satu komponen yang menyusun ginjal adalah tak lain yaitu darah itu sendiri. Sel punca hematopoietic akan membantu mengatasi kerusakan dengan membentuk sel darah yang baru dan sehat , sehingga kerja ginjal akan tidak terlalu berat. Kerja ginjal yang tidak berat tentu akan membantu dalam proses penyembuhan ginjal. Sel punca hematopoietic juga akan membantu memperbaiki ginjal. Hal ini disebabkan karena ginjal yang tersusun dari darah itu sendiri. Jadi , sel hematopoietic akan sangat membantu dalam menangani ginjal yang rusak.

Dari pembahasan di atas, ada beberapa hal yang bisa kita simpulkan. Di antaranya adalah mampu tidaknya penggunaan sel punca pada ginjal dan efek sampingnya. Sel punca embrionik dan beberapa jenis sel punca dewasa seperti sel punca mesenkim dan hematopoietic  mampu menangani kerusakan pada ginjal dengan mengganti sel-sel yang mati dan meringankan kerja. 

Sedangkan untuk efek samping transplantasi sel punca untuk kerusakan ginjal, memang ada kemungkinan efek buruk terjadi, tapi bisa dikatakan bahwa kemungkinan terjadinya efek samping akibat transplantasi sel punca untuk mengatasi kerusakan ginjal lebih rendah dibanding penyakit lain seperti kanker atau penyakit liver seperti sirosis. Hal ini akan sangat mendukung penggunaan sel punca sebagai sarana pengobatan untuk kerusakan ginjal.

Sekian artikel dari saya. Terima kasih untuk semua sumber yang telah mendukung saya untuk membuat artikel ini dan para pembaca. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca. Saya harap artikel ini mampu bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Sumber : 1, 2, 3, 4, dan 5.

Maniam,Manickam Bala Subra. 2014. Aktif dan Kreatif Belajar Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Grafindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun