Mohon tunggu...
Ales Tiara Fadilah
Ales Tiara Fadilah Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMP IT Miftahul Ihsan

Tenaga Pendidik SMP IT Miftahul Ihsan Kota Banjar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kutukan Misteri Part 4

9 Desember 2022   19:52 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:00 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada yang mengira jika piknik yang menyenangkan akan berubah menjadi malapetaka yang berujung kematian. Keluarga Haryono harus berakhir dalam sebuah kebakaran mobil yang menghanguskan dirinya beserta isteri dan kedua anaknya. Terkecuali salah seorang anak perempuannya yang bernama Fransisca Saraswati Puspadewi. Padahal mereka baru saja pindah ke Jakarta setelah sebelumnya tinggal di rumah No.13 di kota Bandung.

Kemudian Ales membuka salah satu situs tentang pembunuhan di tahun 1992. Isinya sama persis dengan apa yang diceritakan oleh Vivie.

“Tunggu Les!!!” seru Yansen.

“Kenapa?” tanya Ales.

“Kamu bisa perbesar foto itu ga?” tanya Yansen. Ales mengikuti arahan Yansen untuk memperbesar foto yang ada di situs pembunuhan keluarga Tommy.

“Lihat! Itu topeng yang ada di berkas Ayahmu kan?” tanya Yansen.

“Iya, dan yang ditemukan Yola,” sambung Ales.

“Coba kamu searching di google dengan keyword topeng pemujaan,” saran Yansen.

“Kenapa harus topeng pemujaan?” tanya Ales.

“Aku ngerasa ini ada hubungannya dengan hal-hal semacam itu,” jawab Yansen.

Bagaimana selanjutnya kasus pembunuhan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun