Mohon tunggu...
Aldion Wirasenjaya
Aldion Wirasenjaya Mohon Tunggu... Editor - Journalism is fun

Jurnalis/redaktur di Harian Waspada Medan dan waspada.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

"Jackpot" yang Diterima Trump Itu Bernama Abu Bakar Al-Baghdadi

29 Oktober 2019   00:40 Diperbarui: 29 Oktober 2019   03:00 5475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Amerika Serikat Donald Trump beserta jajarannya di Ruang Pemantau, Sabtu. Daily Mail

Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja selesai bermain golf. Ia kemudian bergegas memasuki Ruang Pemantau di Gedung Putih. Di sana, Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien, Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Pertahanan Mark Esper, Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, dan Brigadir Jenderal Marcus Evans telah menunggunya. Mereka bersiap untuk menyaksikan siaran langsung operasi militer yang paling mendebarkan.

Sementara, beberapa jam sebelumnya, ribuan kilometer dari Washington, sebuah tim pasukan elit Delta Force dan Rangers yang terdiri dari 70 personel, beberapa anjing pemburu terlatih, dan sebuah robot penangkal bom, bersiap untuk menjalankan misi yang telah mereka rencanakan dalam satu bulan terakhir. Mereka semua siap bertempur habis-habisan.

Tugas mereka adalah menangkap atau membunuh Abu bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang telah lama menyebar teror di seluruh dunia.

Misi itu dinamai Operation Kayla Mueller, yang diambil dari nama seorang sukarelawan AS yang tewas dibunuh ISIS di Suriah pada 2015. Sebelumnya, wanita ini telah disandera sejak 2013.

Tepat pukul 17.00 waktu Amerika Serikat, delapan helikopter tempur Chinook dan Black Hawk yang membawa pasukan khusus itu bertolak dari pangkalan militer di Irak menuju Barisha, sebuah desa terpencil di Provinsi Idlib, Suriah.

Mereka menempuh perjalanan sejauh 800 kilometer selama 1 jam 10 menit melalui wilayah udara Rusia, Turki, dan Suriah, yang sangat berbahaya.

Para komandan militer AS telah mengabarkan Moskow, Ankara, dan Damaskus untuk meminta izin bahwa pasukannya akan melintas.

Pihak AS mengatakan "sesuatu yang besar akan terjadi", tanpa memberitahukan dengan jelas rencana mereka yang sebenarnya. Jika tidak meminta izin terlebih dahulu, armada udara AS itu tentu akan disalahartikan sebagai upaya invasi.  

Maut datang dari atas

Di Barisha saat itu waktu menunjukkan pukul 00.00 tengah malam. Kesunyian perlahan memudar tatkala suara desingan baling-baling helikopter terdengar semakin mendekat.

Bagi warga desa, kedatangan helikopter bukanlah pertanda yang bagus, melainkan seperti maut yang membawa kematian. Warga desa kemudian bersiap menanti apa yang akan terjadi selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun