Mohon tunggu...
Cerpen

Beo

24 September 2017   21:32 Diperbarui: 24 September 2017   21:34 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Kisah Spiritual Tak Lekang Zaman

                Si beo dengan riang gembira melanjutkan perjalannya ke kampung yang lain lagi. Kali ini, ia singgah di rumah seorang sok suci. Si sok suci ini tampilannya agamis, namun hatinya busuk berbau amis. Melihat seekor beo hinggap di jendela rumahnya, timbullah gagasan di benak si sok suci. Tuan rumah bergegas ke dapur dan membawakan berbagai macam buah-buahan nan lezat untuk si beo. Beo kegirangan tak kepalang dan segera menyantap buah-buahan dari si sok suci.      

                Sembari melihat si beo makan dengan lahapnya, si sok suci berkata, "Kau ingin imbalan lebih banyak lagi? Gampang, sebarkan saja kabar bahwa Pak Kades penista agama. Dengan begitu, orang-orang akan membencinya dan dia bisa aku kalahkan di pilkades nanti! Hahahaha. Ayo, ucapkan! Pak Kades penista agama!"

                Si beo tak butuh waktu lama untuk menirukannya, "Pak Kades penista agama! Pak Kades penista agama!"

                Senyum di wajah si sok suci makin lebar. Kemudian dia lanjutkan perintahnya pada si beo, "Sekarang kau terbang keliling kampung dan sebarkan berita itu! Warga kampung ini mudah sekali diprovokasi dengan isu agama hahaha"

                Dengan sigap, si beo segera mengepakkan sayapnya untuk terbang keliling kampung dan bersuara dengan nyaringnya, "Pak Kades penista agama! Pak Kades penista agama!"

                Sesuai dugaan si sok suci, warga kampung langsung termakan fitnahan itu. Mereka beramai-ramai berdemo menuntut Pak Kades turun dari jabatannya. Tidak cukup sampai di situ, Pak Kades juga dijebloskan ke dalam penjara karena dianggap mengganggu kepentingan umum.


                Tuntas melaksanakan tugasnya, si beo kembali ke rumah si sok suci. Tuan rumah menyambutnya dengan senyum kemenangan dan menghadiahi beo dengan lebih banyak buah-buahan. Beo pun makan sepuasnya. Selekas itu, si beo melanjutkan perjalannya dengan perut kenyang dan hati senang.

Aldinal Rachman  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun