Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Seandainya Jokowi Meniru 'Daripada' Soeharto, Bagaimana Nasib Kaum Nyinyir, RR?

29 Mei 2020   13:46 Diperbarui: 29 Mei 2020   13:53 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu seandainya Pak Jokowi meniru daripada Pak Soeharto dengan mendirikan Pangkopkamtib yang dipimpin Sudomo dulu? Lalu Petrus atau penembakan misterius yang dipimpin LB Moerdani? Atau bagaimana memainkan peran Ali Moertopo dan membasmi Malari 1974 soal bantuan Jepang?

Bagaimanakah nasib kaum nyinyir seperti Fadli Zon, Pouyono, Rocky Gerung, Refly Harun, para kadrun-kadrun, demo berjilid-jilid, Amien Rais dan berbagai kaum nyinyir yang lain, termasuk pak Rizal Ramli.

Lalu seperti apalah keadaan negeri ini, dan dimanalah tempat kaum nyinyir ini? Apakah akan dihidupkan lagi Bakorstranas dan Bakorstranasda seperti Karamat Lima dan Keramat Tujuh yang keramat itu? Mungkin para kaum nyinyir ini belum tahu dan tidak pernah mendengar dan singgah di tempat keramat di Kramat Lima dan Kramat Tujuh itu.

Bagaimanakah nasib TVone yang selalu menayangkan kontroversi? Apa kira-kira yang akan terjadi jika Pak Jokowi meniru daripada  Pak Soeharto yang memberikan petunjuk kepada Harmoko (Hari-hari Omong Kosong) itu? Akan dibreidelkah dan pemimpinnya dimasukkan penjara? Bagaimana yang satu ini pak Rizal ramli?

Mungkin masih banyak kejadian yang bisa diungkapkan dan menunjukkan rezim Orde Baru selama 32 tahun dengan segala otoritas yang otoriter. Bukankah reformasi diagungkan yang telah menumbangkan rezim Orde Baru tersebut? Lalu kenapa seakan Soeharto menjadi negarawan, Jokowi tidak?

Bisakah kita membuat perbandingan dengan alat ukur yang sama, supaya hasilnya menjadi baik. Soeharto juga banyak melakukan yang baik bagi negara ini. Itu tidak bisa dipungkiri. Namun perbandingannya harus adil, jangan ukuran tunggal, 'mundur' itu. Atau perbandingan Rizal Ramli ini mau mendorong pak Jokowi untuk bertindak meniru daripada Soeharto? Apakah Rizal Ramli bertanggung jawab kalau pak Jokowi meniru daripada Soeharto lalu menangkap dan memenjarakan kaum nyinyir supaya bangsa ini bisa tenang dan bersatu menghadapi pandemi ini?

Akhirnya, tulisan ini hanya seandainya  saja. Semua isinya hanya pengandaian. Namanya juga seandainya. Seandainya Rizal Ramli menjadi presiden, apa yang dilakukannya? Mengganti nama negara Indonesia seperti ketika menjadi menteri mengganti nama Kementeriannya secara sepihak dan suka-suka sesuai seleranya?

Ah, sudahlah dulu, seandainya Pak Jokowi meniru daripada Soeharto, republik ini akan tenang dan bebas dari kaum nyinyir. Kepada kaum nyinyir, tolong hati-hati. Mana tahu Pak Jokowi mendengar pendapat daripada Rizal Ramli untuk meniru daripada Soeharto, maka nasib anda bisa berbahaya. Selamat berandai-andai.

Sebuah lagu terdengar dari alunan suara melengking Rita Butarbutar,

"Seandainya, aku punya sayap, terbang, terbanglah aku, kucari dunia yang lain, untuk apa aku disini

Seandainya dapat kau rasakan, kejam, kejamnya dunia, tiada lagi kehadiran, untuk apa ku disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun