Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Refleksi Konflik PAN-Sengkuni, Rekonsiliasi atau Isolasi?

16 Mei 2020   22:40 Diperbarui: 16 Mei 2020   23:07 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika kita simak pernyataan Rizki Aljupri dan pernyataan Sekjen DPP PAN yang mendorong kader untuk berdebat, berargumentasi dan berekspresi, patut diduga bahwa DPP PAN memainkan politik catur, dimana para kader sebagai pion didorong maju berdebat, berargumentasi dan berkspresi, lalu mereka para raja dan menterinya melihat permainan dari belakang, menimbang dan melakukan langkah apa yang akan dilakukan kemudian dengan melihat langkah dari lawan terlebih dahulu.

Ketika tanggapan Ketua DPW Yogjakarta sangat keras, lalu DPP PAN menyampaikan pinta maaf. Permainan cantik ini masih ditindaklanjuti dengan menunjuk juru bicara Viva Yoga Mauladi dengan pernyataannya.

"Berkaitan dengan pernyataan Wakil Bendahara DPP PAN Rizki Aljupri tentang istilah Sengkuni, sehingga menimbulkan multitafsir dan perdebatan, dengan ini atas nama DPP PAN, kami mohon maaf jika ada pihak yang tersinggung atas penafsiran bahasa Rizki Aljupri," kata juru bicara PAN Viva Yoga Mauladi, Kamis 14/5/2020.

Dari pernyataan ujaran Sengkuni Wakil Bendahara tersebut kepada Amien Rais dkk yang akhirnya dipinta maaf oleh DPP PAN melalui jubirnya, dan menyimak jawaban keras dari Ketua DPW PAN Yogjakarta, penulis berpikir, apakah sudah sedemikian parah etika politik kita, khususnya di PAN sehingga harus keluar kata dan ucapan karakter Sengkuni kepada kader yang keluar dari PAN.

Apakah perbedaan pendapat ini harus mengeluarkan sebutan yang kurang sedap ini. Bagi yang paham cerita pewayangan, karakter Sengkuni bukanlah citra yang positif, namun lebih ke negatif. Apakah sudah sedemikian naif dan negatif pandangan dan persepsi DPP PAN yang diwakili Rizki Aljupri kepada Amien Rais dkk?

Konflik di internal partai politik bukan hanya terjadi di PAN. Partai politik yang lain juga terjadi. Namun sampai penyebutan Sengkuni dan karakter yang kurang baik serta menyerang pribadi, ini bisa dianggap keterlaluan dan melebihi batas etika moral politik dan budaya bangsa kita yang sesungguhnya. Disini partai kita diuji bagaimana berdebat, berargumentasi dan berekspresi seperti yang disampaikan Sekjen DPP PAN haruslah dalam koridor etika dan kesantunan.

Patut kita pertanyakan, kemanakah arah dari konflik Sengkuni ini? Mengarah kepada perdamaian dan rekonsiliasi atau ke arah isolasi atau pemisahan dengan membentuk partai baru. Kedua pilihan itu tentu mempunyai resiko dan keuntungan masing-masing. Untuk rekonsiliasi, semua pihak harus rela saling mengalah dan mengorbankan ego dan harga diri. Apakah kedua faksi ini saling mau mengalah demi kepentingan partai PAN ke depan? Ataukah harus isolasi dan memisahkan diri yang tentu saja harus menghitung resiko dan akibatnya.

Seandainya rekonsiliasi yang terjadi, maka mungkin penyusunan pengurus partai akan rumit untuk mengakomodasi kepentingan kedua faksi yang berkonflik. Namun seandainya isolasi yang terjadi, maka kedua faksi harus berhitung.

Apakah faksi Amien Rais dkk mampu memboyong para kader ke partai baru dan membuat lobang yang menganga di PAN? Apakah partainya bisa lolos menjadi partai peserta Pemilu 2024? Jika lolos sebagai peserta Pemilu, apakah mampu mencapai parliamentary threshold 2024? Apakah Zulhas dkk, dimana Soetrisno Bachir dan Hatta Rajasa sudah kembali ke PAN bisa membuat PAN bisa bertahan dan mencapai parliamentary threshold di Pemilu 2024?

(baca juga: Refleksi untuk Amien Rais : Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya.)

Ada kata pepatah, pengalaman adalah guru terbaik. Namun dalam konteks  belajar dari pengalaman ini ada yang mau belajar hanya kepada pengalaman sendiri dalam arti sempit. Ada yang belajar dari pengalaman sendiri dan juga pengalaman orang lain dalam arti luas. Yang kita maksudkan belajar dari pengalaman dalam arti luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun