Mohon tunggu...
Albryan Haga Bangun
Albryan Haga Bangun Mohon Tunggu... Pelajar

Bermain Basket/Bola

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jarak dan Rindu

19 Mei 2025   18:54 Diperbarui: 19 Mei 2025   19:35 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Ayah di pagi yang masih berselimut kabut,
membangunkan mimpi dengan suara pelan penuh harap,
meski jarak memisah, kasihmu tak pernah pudar,
menjadi pelita hangat di langkah yang terkadang berat.

Ibu, di ujung senyummu kutemukan ketenangan,
meski jarak menjauh, doamu selalu kurasakan,
seperti benang emas yang mengikat hati kami,
menyatukan cinta, walau raga terpisah hari.

Kakak, penjaga cerita masa kecil yang sederhana,
meski kini berbeda kota dan jalan yang dilalui,
namamu tetap nyanyian di setiap langkahku,
penyejuk rindu dalam sepi yang datang menyapa.

Adik, bintang kecil yang tumbuh di langit berbeda,
jarak mungkin menahan gelak tawa dan tangismu,
tapi di hatiku kau selalu ada, tak pernah hilang,
pelukan rindu ini menanti saat bertemu nanti.

Keluarga, kita bagai ranting yang terpisah angin,
namun akar kita kuat, bersatu dalam kasih,
meski jauh di kota yang berbeda jarak dan waktu,
hati kita satu, tak tergantikan, selamanya utuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun