Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Menulis dan membaca sejarah, penikmat kopi, pecinta budaya juga sastra. Kini menjadi suami siaga untuk nyonya tercinta sebagai pekerjaan tetap.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka "Tanpa" Kemerdekaan

14 Agustus 2025   15:39 Diperbarui: 14 Agustus 2025   15:39 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beliau sebagai salah satu pendiri sekaligus pejuang kemerdekaan republik ini sadar betul bahwa kemerdekaan itu untuk semua terutama kepentingan rakyat kecil. Hari ini sudahkah rakyat kita merdeka dengan sejatinya? 

Sebuah Protes atau Perlawanan

Mari kita refleksikan bersama peristiwa belakangan yang melanda negari ini. Tepatnya peristiwa di kabupaten Pati rakyat pun berhadapan Bupatinya sendiri akibat dari ugal-ugalannya kebijakan pemerintah daerah menekan pajak tinggi untuk rakyatnya sendiri. 

Peristiwa di atas ramai jadi sorotan di media sosial. Aksi protes diikuti massa yang terpancing untuk melakukan perlawanan alias serangan balik terhadap aparat dan ini terus bergulir. Hingga tersebar juga vidio pengunduran diri sang Bupati jagad media pun menyoroti. 

Kejadian ini mengajarkan kita semua banyak hal. Bukan tentang siapa yang menang lalu siapa yang diturunkan

Ini tentang kewenangan yang selalu saja menindas rakyat. Rasanya kekuasaan dewasa ini murah harganya, nilai seorang pemimpin seakan sirnalah sudah. 

Senerai Penutup: Kedaulatan Pemimpin dan Rakyat

Bung. Hatta pernah memberikan refleksi kepemimpinan Bung. Karno, bahwasanya "seorang pemimpin baru memiliki arti jikalau disampingnya ada rakyat yang sadar dan insaf akan kedaulatan dirinya". Beliau merefleksikan bangsa yang sejatinya merdeka ialah memiliki kedaulatan baik pemimpin maupun rakyatnya. 

Saat ini kita berada di bulan merayakan kemerdekaan, namun satu hal yang perlu kita garis bawahi bersama sudahkah pemimpin dan rakyat kita berdaulat? 

Jangan-jangan hari ini kita teriak merdeka namun "tanpa" sebuah kemerdekaan itu sendiri. Salam. 

a.r / 2025

Perpus Pesantren Tebuireng 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun