Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Menulis dan membaca sejarah, penikmat kopi, pecinta budaya juga sastra. Kini menjadi suami siaga untuk nyonya tercinta sebagai pekerjaan tetap.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Emas dan Kemerdekaan: Simbol Kemandirian

6 Agustus 2025   07:56 Diperbarui: 6 Agustus 2025   07:56 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keris emas berlatar merah putih (bukan bendera baru) Ruang Kreasi Progresif by. Albar Rahman 

Kata "kemerdekaan" adalah nilai berharga melebihi tonasi gramasi emas seberat apapun. Inilah mahalnya sebuah perjuangan menujunya.

Lalu kita memaknai kemerdekaan adalah kemandirian. Sepantasnya makna ini menjadi sebuah karakter. Saya pun menawarkan isitilah: "mentalitas emas". 

Kita tidak membahas fenomena antri membali emas yang berseliweran di media sosial (viral). Uraian kali ini reflektif melihat emas secara historis, filosofis juga aplikatif. 

Mari kita lihat sekelumit dari sejarah bangsa ada pengorbanan tidak hanya perjuangan raga tapi juga harta kekayaan. Nanti, kita urai juga ketahanan finansial keluarga hingga sikap generasi baru dan pelajaran berharga apa untuk kita semua. Selamat membaca ulasan sederhana.

Emas dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Sejak zaman kerajaan Nusantara hingga masa kolonial, emas bukan hanya alat tukar, tapi lambang kekuasaan dan harga diri. Era penjajahan, rakyat menyembunyikan emas sebagai bentuk perlawanan.

Pada masa revolusi, para pejuang bahkan menyumbangkan perhiasan emas demi membiayai perjuangan kemerdekaan. Hamangkubuwono ke 9 pemimpin Yogyakarta pada tahun 1949 itu menyumbangkan 6,5 Juta Golden kekayaan demi keberlangsungan Republik Indonesia. 

Pengorbanan nyata dalam catatan sejarah. Sumbangan di atas jika dikonversi menjadi emas dengan nilai yang disesuaikan tahun 2025 kini itu setara dengan sumbangan 3,93 ton emas.

Sejatinya banyak sumbangan dari berbagai wilayah yang bentuknya beragam termasuk emas. Bayangkan betapa kayanya kita jika sebagian saja kekayaan kala itu dihimpun menjadi gramasi emas.

Ketahanan Keluarga dari Krisis

Sejak pertengahan tahun ini kami (saya dan istri) rutin menyimpan emas di platform Pegadain Digital
Sejak pertengahan tahun ini kami (saya dan istri) rutin menyimpan emas di platform Pegadain Digital

Keluarga kecil kita akan selalu terdampak jika ada goncangan ekonomi. Ini fakta dalam sebuah bangunan rumah tangga pernikahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun