Mohon tunggu...
Albar Rahman
Albar Rahman Mohon Tunggu... Lecturer, Editor, Writer and Founder of sisipagi.com

Menulis dan membaca sejarah, penikmat kopi, pecinta budaya juga sastra. Kini menjadi suami siaga untuk nyonya tercinta sebagai pekerjaan tetap.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Kemerdekaan: Pesan Cinta dan Bentuk Ekspresinya

5 Agustus 2025   09:36 Diperbarui: 5 Agustus 2025   09:36 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com / by. Teemu Paananen

Agustus identik dengan perayaan kemerdekaan untuk negri kita. Republik Indonesia yang kian merdeka menuju satu Abad. 

Demikian pula belakangan ada identifikasi sejarah bahwa tidak hanya 17 Agustus tanggal kemerdekaan kita, melainkan pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah momentum terbentuknya Republik tercinta ini. 

Paparan di atas datang dari sejarawan terkemuka Indonesia saat ini. Anhar Gonggong menjelaskan bahwa 18 Agustus adalah pelaksanaan momentum kemerdekaan sedang 17 Agustus merupakan momentum merumuskan kemerdekaan itu sendiri dengan peristiwa proklamasinya.

Dari Pesantren untuk Republik 

Agustus tidak hanya menyejarah untuk bangsa ini. Pesantren Tebuireng kebanggaan negri ini yang telah melahirkan banyak tokoh dunia juga lahir di awal Agustus tepatnya 3 Agustus 1889. 

Secara personal Agustus sangat berkesan buat kami keluarga besar Pesantren Tebuireng. Leluhur kita di pesantren semua sudah berjuang untuk kemerdekaan bahkan berpuluh hingga beratus tahun lamanya. 

Kami dari pesantren hanya ingin menyampaikan pesan cinta melalui pintu sejarah. Perjuangan kemerdekaan ini bukan hal kecil, ini kado cinta terbesar untuk negri dan biarlah sejarah mencatat semuanya dalam tinta emasnya yang kian abadi.

Berpihak padamu Negri 

Pesantren Tebuireng sejak zaman penjajahan kolonial Belanda selalu mengambil posisi yang jelas untuk menyongsong kemerdekaan. Kami para santrinya hingga hari ini memiliki perasaan kuat untuk selalu menemukan alasan mencintai negri dan Republik ini.

Ketika lahirnya bendera perlawanan di fenomena yang bermunculan saat ini. Kami sebagai santri tidak akan menyalahkan pihak manapun karena kesemuanya adalah bentuk cinta pada negri. 

Beragam ekspresi pun bermunculan. Ada yang berekspresi perlawanan ada juga yang secara maksimal di dalam pemerintahan diam-diam memberi sumbangsih nyata di tengah kecamuk laku para perampok uang rakyat berdasi lalu memanfaatkan jabatannya.

Apapun Bentuknya: Kita Semua Mencintai Negeri Ini

Soal pengibaran bendera sudahlah jangan menjadi kisruh di sana-sini. Biarkan semua memberikan ekspresi masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun