Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

MenTek-Tok Gunung Penanggungan (Bagian 2), Terjalnya Jalur Menuju Pawitra

15 September 2022   20:15 Diperbarui: 15 September 2022   20:19 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanggungan dilihat dari gunung perwaranya (dok.pri)

jaga diri agar tidak terpeleset (dok.pri)
jaga diri agar tidak terpeleset (dok.pri)

Untuk perjalanan turun bukan perkara yang mudah. Jalur yang terbuka bagi sebagian orang menimbulkan ketakutan tersendiri. Apalagi jika orang tersebut phobia ketinggian. "Kudu njlungup" begitulah perasaan orang yang baru pertama. Hati-hati adalah kunci, minimal menjaga agar tidak terpeleset untuk menghindari malu.

medan yang
medan yang "ngangeni"(dok.pri)

Ibu yang berjualan di sekitar Puncak Bayangan sedang bersiap pulang ketika saya menyapanya. Tim kami masih tertinggal di belakang, 2 orang, namun karena tidak cidera dan kebetulan juga suami istri. Sang suami telah berpengalaman, beberapa kali naik gunung ini. Mereka minta agar ditinggal saja.

Setelah puncak bayangan jalur sudah menjadi medan tanah, lebih mudah untuk menuruninya. Kami sempat bertemu dengan seorang pendaki cilik berumur 5 tahun bernama Ilona berasal dari Surabaya. Anaknya  cantik, ceria dan ramah. Mendaki bersama ortu dan pamannya. Ilona tampak menikmati sekali pendakian kelimanya.

masak kalah sama Ilona (dok. Aspala)
masak kalah sama Ilona (dok. Aspala)

Perjalanan turun bisa dinikmati dengan enjoy. Jarak untuk mengambil nafas lebih panjang, lebih jarang berhenti.

Warung Depan Pos 2 || Cerita dari Penanggungan

Sebagian besar rombongan kami sudah sampai di base camp tempat awal berangkat, sudah mandi dan beribadah. Ketika kami bertiga mampir di warung yang banyak menyediakan tempat rebahan ini. Disinilah kami bertemu dengan seorang lelaki pemilik warung ini yang menyebut dirinya Bapak.

berbincang dengan
berbincang dengan"bapak" (dok.pri)

Sambil menemani kami menikmati segelas besar teh hangat, beliau bercerita banyak hal tentang Gunung Suci ini. Salah satu yang menjadi bahan adalah proses evakuasi anggota mapala yang namanya terukir di tugu peringatan dekat Pos 4 tersebut. Tidak perlu saling menyalahkan atas kejadian tersebut. Kami hanya bisa berdoa dalam hati untuk almarhum.

Beliau rupanya seorang relawan penjaga gunung, yang selalu hadir pada setiap kejadian. Yang terakhir adalah ikut memadamkan kebakaran di Puncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun