Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... Freelancer - saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

MenTek-Tok Gunung Penanggungan (Bagian 2), Terjalnya Jalur Menuju Pawitra

15 September 2022   20:15 Diperbarui: 15 September 2022   20:19 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanggungan dilihat dari gunung perwaranya (dok.pri)

gua, tempat berlindung darurat (dok.pri)
gua, tempat berlindung darurat (dok.pri)

Setelah melewati gua, bendera puncak sudah kelihatan, dan hanya beberapa puluh meter saja. Tinggal melintasi hamparan batu padas . Tipisnya udara dan rasa capek setelah melahap medan berat membuat kaki berat melangkah diatas bebatuan ini. Biasanya anda akan digoda, ingin perjalanan sampai disini saja, sudah tinggi, tempatnya juga nyaman.

Di sekeliling kita akan tampak ilalang bekas kebakaran beberapa waktu lalu. Gunung ini, terutama di musim kemarau memang rawan kebakaran. Kebakaran ini pulalah yang menyingkap keberadaan candi-candi yang ada di gunung tempat Airlangga menyusun kekuatan untuk memukul balik kerajaan Wora-Wari.

puncak sudah didepan mata(dok.pri)
puncak sudah didepan mata(dok.pri)

Kebakaran pulalah yang menunjukkan disini pernah ada jalur kuno yang diperkirakan bisa dilewati kereta kuda para pejabat majapahit hingga ke puncaknya. Blessing Indiguised.

Puncak Pawitra || Menunggu Kabut Pergi

para penanggungan-ers ASPALA (dok.Aspala)
para penanggungan-ers ASPALA (dok.Aspala)

Arti dari pawitra adalah kabut, jadi jangan heran dan tidak usah kecewa jika sesampainya di puncak kita tidak bisa melihat apapun karena kabut menyelimuti sekitarnya. Mencapai Pawitra sudah sebuah kebanggaan tersendiri, rasa bahagia, haru tumpek blek jadi satu. Permasalahan yang ada seakan hilang dari pikiran -- karena kecapekan-

Bendera yang menjadi tanda puncak berada di bibir kawah yang sekarang sudah menjadi lapangan. Di lapangan bekas kawah tersebut ada makam seorang syekh, yang bernama Syahadi. Dulu juga pernah ada pura disini namun entah kenapa pura tersebut "hilang". Diseberang juga ada gua lagi.

makam, bekas kawah dan gua (dok.pri)
makam, bekas kawah dan gua (dok.pri)

Kepercayaan para peneliti di puncak Gunung yang sudah terkenal sejak abad ke 10 Masehi ini ada sebuah altar yang besar, namun bentuk dan tempat pastinya belum terbukti. Menurut sebagian ahli sejarah, yang menjadi altar adalah gunung ini sendiri. Mungkin waktu yang akan membuktikan. Mungkin anda tidak sengaja bisa menemukan.

Menikmati bekal, ngopi dan berfoto merupakan agenda wajib setiap di puncak. Walaupun seringnya berkabut, apabila bersabar kita akan ditampakkan view yang indah. Namun tetap hati-hati untuk mencari spot foto, jika terjatuh dengan kontur seperti itu tentunya akan sangat berbahaya.

Perjalanan Turun || Hati-Hati Terpeleset

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun