Mohon tunggu...
ALBAHRI
ALBAHRI Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Sebaik-baik orang yang bermanfaat kepada sesamanya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Corona, Lupakan Saja!

11 Mei 2020   20:34 Diperbarui: 11 Mei 2020   20:41 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mengapa harus dilupakan?
Pertama, corona ini adalah makhluk yang tidak jelas, tidak pernah dilihat raut mukanya seperti apa. Karena tidak dilihat seperti jin, makanya tidak perlu digubris. Anggaplah ketika B.A.B yang dibuang ke WC tidak pernah lagi ada keinginan untuk mencarinya.

Kedua, Corona ini sejak pertama kejadian akhir 2019 dinamai covid-19 sampai sekarang gejalanya berubah-ubah. Awalnya disebut batuk biasa, berlanjut biasa tidak terdeteksi, tidak ada gejala, tidak berpindah lewat udara, belakangan bisa berpindah lewat kentut.

Ketiga, corona ini virus paling demokratis dari virus yang pernah ada, meminjam istilah fh. Perdana menteri Inggris sudah kena, di Indonesia artis-artisnya seperti Menteri Perhubungan, walikota Bogor, masyarakat tua-tua, kaum muda juga  kena namun kebanyakan sembuh.

Keempat, corona ini umumnya menjangkiti orang tua yang sudah hampir mati dari data yang ada, kemudian meninggal, yang memang umumnya sudah punya riwayat penyakit parah sebelumnya. Tapi yang muda jangan gembira dulu, syarat mati tidak mesti tua.

Kelima, virus lama kata pakar sudah ratusan tahun, dari dulu kini sampai yang akan datang virus tetap ada, karena trending topik akhir-akhir ini sehingga orang pada takut, padahal sudah lama, virus bakteri tidak pernah sirna di dunia ini.

Keenam, angka kematian yang wajar tidak seperti wabah zaman dahulu masa Umar bin Khattab khalifah dan Ubaidillah gubernurnya di Syam dalam sejarah 70.000 orang mati/hari, kematian diatas rata-rata. Kita lihat Makassar sudah di kategorikan zona merah, hitunglah angka kematian, apa ada 500 orang mati perhari di kota itu?  lihatlah angka kematian disitu? Jika jawabannya tidak ada, artinya setiap hari memang ada yang meninggal, itu keniscayaan ada isu corona atau tidak ada, pasti ada orang yang meninggal, angka kematian normal saja.

Ketujuh, masyarakat miskin semakin miskin, kerja pendapatan harian tidak lagi. Mereka tidak seperti orang yang biasa menuduhmu keras kepala karena banyak tabungannya. Dan saya melihatmu dengan santai tidak punya beban dengan corona ini, makanya pernah dikirim polisi India melihat tingkahmu :) dan kalian sehat-sehat saja, bergeraklah karena bergerak itu ada keberkahan, dengan tetap menjaga jarak dan disiplin  pola bersih. saya wakili perasaan kalian, karena kita sama-sama papa. Mereka itu lebih takut tidak makan daripada takut corona.

Kedelapan, perekrutan tenaga relawan untuk tangani covid-19 ada juga dilakukan oleh BIN, karenanya lupakan saja, biarkan mereka yang urus, mereka orang jago dalam mengumpulkan informasi, kabar, keterangan, lalu merangkainya. Pabrikan isu keahliannya, mengkondisikan suasana sesuai perintah bosnya.

Kesembilan, corona ini membuat sesama ummat saling menghina, membuat masjid ditutup, Jum'atan setop, karenanya lupakan corona ini. Agar corona ini hilang beritanya tidak digubris lagi, lupakan, lupakanlah.

corona ini hanya mampu menghentikan kegiatan masjid akan tetapi pasar, klub-klub olahraga, cafe, tidak kuasa dia hentikan, makanya sangat beralasan untuk melupakannya. Orang biasa buat alasan, pasar penting untuk kebutuhan, jangan salah, bagi Jamaah Tabligh shalat di masjid itu lebih penting daripada makanan jasadnya, itu juga makanan ruh. 

Saya bela sedikit, karena bahan guyon orang habis pertemuan Gowa, objek penghinaan, mengapa sangat viral karena selama ini dihantam bid'ah oleh teman-teman salafy, kali ini ada momentum untuk menghinanya didukung oleh saudara-saudara Wahdah, sahabat NU, kawan-kawan Muhammadiyah dan warganet yang tidak punya afiliasi yang ideologinya apa lagi tren, viral, lengkap sudah penderitaan Tabligh, dikuliti di sosmed. Hasil penelusuran dari sekian banyak penjuru, yang mati itu 1 orang umur 60-an tahun, Kalimantan, punya riwayat penyakit serius sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun