Untuk menumbuhkan motivasi tersebut, Ustadz Adam menganjurkan agar para santri membuat sistem reward pribadi — bukan berupa hadiah besar, tapi penghargaan kecil yang memberi rasa bangga. Misalnya, memberi diri sendiri waktu istirahat setelah belajar satu jam, atau menulis catatan “saya sudah berani mulai hari ini.”
“Setiap tindakan baik pantas diapresiasi,” katanya. “Bahkan memulai hal kecil pun adalah kemenangan.”
🌿 Dari Teori ke Praktik: Tindakan Kecil, Dampak Besar
Dalam bagian akhir amanatnya, Ustadz Adam menegaskan bahwa keberhasilan bukan hasil dari niat besar semata, tetapi dari kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten. Ia mengajak para santri untuk melatih otak mereka agar terbiasa dengan disiplin tindakan.
“Setiap kali kamu menunda, kamu memperkuat kebiasaan menunda. Tapi setiap kali kamu mulai, kamu memperkuat kebiasaan bertindak,” katanya. Beliau mengibaratkan otak seperti otot yang bisa diperkuat melalui latihan. Semakin sering digunakan untuk fokus dan bekerja, semakin kuat pula kemampuan seseorang untuk mengatasi rasa malas.
Ia juga menekankan pentingnya self-talk positif — berbicara baik kepada diri sendiri. “Jangan bilang ‘aku malas’, tapi bilang ‘aku sedang belajar mulai lagi’. Kata-kata itu punya kekuatan,” pesannya.
Ustadz Adam menutup amanatnya dengan kalimat penuh motivasi:
“Otak kita akan selalu mencari alasan untuk berhenti. Tapi hati yang yakin dan niat yang tulus akan membuat kita terus melangkah. Jangan tunggu nanti. Mulailah sekarang.”
🌟 Refleksi Santri: Semangat Baru Setelah Amanat
Usai upacara, beberapa santri mengungkapkan kesan mendalam terhadap pesan yang disampaikan. Salah satu santri kelas XI KUK Al-Jazari mengaku merasa “tertampar” karena sering kali menunda pekerjaan dengan alasan menunggu waktu yang tepat. “Saya baru sadar kalau menunda itu sebenarnya bentuk ketakutan. Mulai hari ini saya mau ubah cara pikir saya,” ujarnya.
Sementara itu, seorang santri SMP Islam mengatakan bahwa amanat tersebut membuatnya lebih berani mencoba. “Biasanya saya takut salah kalau mengerjakan tugas. Tapi setelah dengar Ustadz Adam, saya jadi ingin belajar tanpa takut gagal.”