Mohon tunggu...
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT Mohon Tunggu... Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengintip Cahaya di Kelas XII Sutayta Al Mahamali Bersama Wali Kelas Inspiratif Ustadzah Novira Ramadhani, S.Pd

11 Oktober 2025   10:25 Diperbarui: 11 Oktober 2025   10:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengintip Cahaya di Kelas XII Sutayta Al Mahamali Bersama Wali Kelas Inspiratif Ustadzah Novira Ramadhani, S.Pd (Foto: AAIBS)

Keikhlasan diajarkan bukan melalui ceramah panjang atau nasihat yang membosankan, tetapi melalui teladan nyata. Ustadzah Novira selalu hadir dengan hati tulus, memberi perhatian tanpa pamrih, dan mendampingi setiap santriwati dengan kesabaran. Dari cara ia menatap mata santriwati, menanggapi pertanyaan mereka, hingga sabar menghadapi kesalahan kecil, santriwati belajar bahwa tindakan yang ikhlas jauh lebih bermakna daripada kata-kata.

Sementara itu, tawadhu' atau kerendahan hati ditunjukkan dalam setiap interaksi. Ustadzah Novira mendengarkan dengan sungguh-sungguh, menghargai pendapat santriwati, dan menempatkan diri sebagai pendamping, bukan penguasa. Ia mengajarkan bahwa menjadi guru bukan tentang menunjukkan superioritas, tetapi tentang membimbing dengan hati terbuka dan menghormati setiap individu. Santriwati belajar bahwa penghargaan terhadap orang lain dan kerendahan hati adalah bagian penting dari pembentukan karakter.

Nilai amanah atau tanggung jawab ditanamkan melalui ketegasan dan konsistensi dalam setiap aturan dan keputusan. Santriwati memahami bahwa amanah bukan sekadar mematuhi peraturan, tetapi juga bertanggung jawab atas perilaku, waktu, dan komitmen mereka. Dari setiap tugas, projek, maupun tanggung jawab kecil di kelas, mereka belajar memegang kepercayaan dengan serius dan menjalankannya dengan sepenuh hati.

Namun, Ustadzah Novira menyadari bahwa pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri hanya di ruang kelas. Oleh karena itu, kolaborasi dengan orang tua menjadi aspek yang sangat penting. Melalui komunikasi terbuka, laporan perkembangan, pertemuan rutin, dan diskusi santai, hubungan antara sekolah dan rumah berjalan selaras. Santriwati merasa didukung tidak hanya di sekolah, tetapi juga di rumah, sehingga nilai-nilai yang ditanamkan menjadi lebih kokoh dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari.

"Ketika guru dan orang tua bersinergi, santriwati akan tumbuh dalam lingkungan yang stabil dan penuh kasih. Di situlah karakter terbentuk," ujarnya yakin. Pesan ini menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya urusan akademik, tetapi proses menyeluruh yang membentuk akhlak, mental, dan kepribadian. Dalam pandangan Ustadzah Novira, santriwati yang dibimbing dengan prinsip Islam yang konsisten akan tumbuh menjadi pribadi yang ikhlas, rendah hati, dan bertanggung jawab --- bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat dan masa depan bangsa.

Pesan Kehidupan: Ikhlas, Sabar, dan Konsisten

Di akhir wawancara, Ustadzah Novira menutup percakapan dengan senyuman hangat yang menenangkan. Sorot matanya memancarkan ketenangan dan keyakinan, seolah ingin menekankan bahwa segala pengalaman mendidik yang ia lalui selama bertahun-tahun memiliki satu benang merah: ikhlas, sabar, dan konsisten. Ketika ditanya mengenai pesan terpenting bagi santriwati dan calon wali kelas baru, ia menjawab dengan lembut namun tegas, seolah setiap kata adalah doa yang ia panjatkan untuk generasi muda.

"Belajarlah dengan hati yang ikhlas. Jangan takut gagal, karena kegagalan hanyalah bagian dari proses menuju keberhasilan. Tidak ada langkah yang sia-sia selama niat dan usaha kita tulus," ucapnya. Ia menekankan bahwa keikhlasan dalam belajar bukan sekadar menerima materi pelajaran, tetapi juga memahami tujuan hidup dan tanggung jawab sebagai seorang insan yang beradab. Setiap ilmu yang dicari dengan niat baik akan menjadi cahaya dalam kehidupan, membimbing santriwati menghadapi tantangan, dan menuntun mereka untuk membuat keputusan yang bijaksana di masa depan.

Bagi Ustadzah Novira, kegagalan bukan musuh, melainkan guru. Ia selalu mendorong santriwati untuk melihat kegagalan sebagai bagian dari perjalanan belajar yang lebih besar. "Setiap kesalahan adalah pelajaran, setiap hambatan adalah kesempatan untuk tumbuh. Jangan takut jatuh, karena dari jatuhlah kita belajar bangkit dengan lebih kuat," katanya. Pesan ini bukan hanya untuk santriwati, tetapi juga bagi para guru yang tengah mendampingi, agar selalu bersabar dan menjaga ketulusan hati dalam menghadapi tantangan mendidik.

Kepada calon wali kelas baru, Ustadzah Novira menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna:

"Mendidik bukan hanya mengajar akal, tapi juga menyentuh hati. Tugas ini melelahkan, tapi sangat mulia. Sabar, ikhlas, dan konsisten adalah kuncinya. Karena di balik setiap peluh guru, ada masa depan bangsa yang sedang tumbuh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun