Mohon tunggu...
alawy syihab
alawy syihab Mohon Tunggu... Administrasi - Pengangguran

Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjadi Introvert, Apakah Salah?

22 Mei 2022   22:30 Diperbarui: 22 Mei 2022   23:00 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Inilah masalah yang menimbulkan prasangka. Padahal, bila ingin memaksimalkan bakat, kemampuan, fokus, semangat, dan hal-hal positif lainnya, seseorang perlu menempatkan diri dalam zona stimulasi yang cocok bagi dirinya.

Pertanyaannya, salahkah bila zona stimulasi yang cocok dan nyaman bagi introvert adalah lingkungan sepi dan damai?

Sekali lagi, di sinilah prasangka itu datang. Para ekstrovert yang tak memahami introvert dengan jelas, sering menuduh mereka sebagai orang antisosial, sombong, aneh, tidak ramah, perlu dikasihani, kesepian, atau bahkan orang yang bermasalah.

Nah, yang mesti digarisbawahi, kondisi di atas adalah suatu hal yang membuat para introvert lebih nyaman dan benar-benar hidup. Dengan kata lain, introvert bukanlah masalah yang harus diatasi atau "penyakit" yang harus disembuhkan. melainkan mereka hanya butuh sendiri untuk mencharging energi.

Kemudian apa hubungannya introvert dengan Bimbingan konseling/konselor?

Menurut Mohammad Surya konselor harus berperan aktif membantu siswa mencapai pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, serta membantu mereka sehingga mampu membuat keputusan.

Dalam hal ini, mengacu pada pandangan negative terhadap para introvert. seorang konselor harus mampu mendampingi dan memberi pemahaman bahwa menjadi introvet tidak jelek. Serta menjelaskan kepada lingkungannya jika introvet bukan "penyakit" yang harus di sembuhkan, apalagi memberikan stigma negatif antisosial.

Menurut Alzena Masykouri seorang psikolog anak dan remaja, introvert dengan pribadinya yang pendiam sangat rentan dibully. Sebab, pelaku bullying selalu mencari individu lain yang dianggap lebih lemah.

Bullying sendiri dapat memicu terjadinya masalah kesehatan mental dan fisik bagi anak. mereka akan merasa rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Jika sudah demikiaan mereka akan memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri, penurunan prestasi akademi, dan paling parah ada rasa dendam dalam diri.

Disinilah peran konselor sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk mengatasi melaikan juga mencegah hal-hal tersebut terjadi. Mereka harus berperan aktif dalam membangun komunikasi antara para introvert dan ekstrovert. Terlebih konselor bisa menghancurkan stigma negatif terhadap introvert dan membangun stigma baru yang lebih baik.

 Seorang Introvert meskipun mereka suka menyendiri, sebenarnya mereka juga punya  nilai-nilai positif. Misalnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun