Mohon tunggu...
alawy syihab
alawy syihab Mohon Tunggu... Administrasi - Pengangguran

Rebahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menjadi Introvert, Apakah Salah?

22 Mei 2022   22:30 Diperbarui: 22 Mei 2022   23:00 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENJADI INTROVERT, APAKAH SALAH?

"Kamu seharusnya lebih banyak berbicara dan bergaul". Kalimat ini banyak diucapkan oleh ekstrovert ke introvert. Lebih banyak daripada butiran pasir di pantai. Memang berlebihan, tetapi itulah kalimat yang terkadang menyebalkan dan mesti dihadapi oleh seorang introvert.

Seringkali Para ekstrovert melihat mereka sebagai suatu "penyakit", sesuatu yang rusak dan harus diperbaiki. Mereka terus memberi introvert dorongan dan rasa percaya diri agar bisa tampil lebih proaktif. Namun, tunggu dulu, apa benar orang introvert membutuhkan dukungan atau nasihat tersebut?

Enggak sedikit para ekstrovert yang terus mencoba memberi masukan pada introvert mengenai sifat mereka. Sayangnya, niat baik itu hampir selalu jatuh pada telinga yang lelah dikasihi. Mengapa? Ini karena memang tidak ada yang perlu diperbaiki dan tak ada alasan untuk dikasihani.

Alih-alih ingin memperbaiki, hal tersebut malahan akan membuat mereka tertekan dan tidak nyaman. Memang Sedari kecil mungkin kita sering disuruh orang tua kita untuk menjadi pribadi yang supel, suka berinteraksi, bergaul dengan siapapun. Akan tetapi, bagaimana jika suasana yang seperti itu bukan suasana yang kita inginkan?

Sejatinya introvet juga ingin bersosialisasi, berorganisasi, berdiskusi, mengutarakan pendapat dan mereka pun punya ambisi yang besar. Hanya saja, mereka tak ingin membaginya dengan orang lain. Alasannya simpel, karena mereka introvert! Mereka ingin privasi lebih, dan belum tentu orang lain bisa memahami apa yang mereka rasakan. Selain itu, mereka gampang lelah jika terlalu lama berada dalam keramaian. Lantas, adakah yang salah dari hal tersebut?

Menurut ahli di American Psychological Association, introvert cenderung menarik diri, pendiam, tenang, suka menyendiri, dan tidak tergesa-gesa atau berhati-hati. Tak cuma itu, seorang introvert juga lebih suka bekerja secara mandiri.

Sayangnya, sifat atau karakter inilah yang sering kali dipandang sebagai "masalah". Menurut Susan Cain, penulis Quiet: The Power of Introverts in a World That Can't Stop Talking, para introvert sering kali menjadi subjek prasangka yang sangat dalam dan nyata di kehidupan masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk melihat pandangan yang bias ini dengan jelas, sebaiknya kita perlu mengetahui apa itu introvert. Sebenarnya, introvert berbeda dengan pemalu, sebab pemalu lebih takut terhadap pandangan atau penilaian sosial terhadap dirinya.

Sedangkan Introvert lebih mengenai cara seseorang merespon stimulasi, termasuk stimulasi sosial. Bila ekstrovert benar-benar mengharapkan banyak sekali stimulasi, sedangkan introvert justru sebaliknya. Mereka merasa paling nyaman, hidup, dan bersemangat, ketika berada di lingkungan yang sepi dan tenang. Memang tidak setiap saat dan tidak mutlak, tetapi kebanyakan orang introvert sering menginginkan kondisi tersebut.

Menurut Dr. Jennifer Kahnweiler, sekaligus penulis The Introverted Leader: Building on Your Quiet Strength, introvert adalah orang-orang yang mendapatkan energi dari menghabiskan waktu sendirian.

Inilah masalah yang menimbulkan prasangka. Padahal, bila ingin memaksimalkan bakat, kemampuan, fokus, semangat, dan hal-hal positif lainnya, seseorang perlu menempatkan diri dalam zona stimulasi yang cocok bagi dirinya.

Pertanyaannya, salahkah bila zona stimulasi yang cocok dan nyaman bagi introvert adalah lingkungan sepi dan damai?

Sekali lagi, di sinilah prasangka itu datang. Para ekstrovert yang tak memahami introvert dengan jelas, sering menuduh mereka sebagai orang antisosial, sombong, aneh, tidak ramah, perlu dikasihani, kesepian, atau bahkan orang yang bermasalah.

Nah, yang mesti digarisbawahi, kondisi di atas adalah suatu hal yang membuat para introvert lebih nyaman dan benar-benar hidup. Dengan kata lain, introvert bukanlah masalah yang harus diatasi atau "penyakit" yang harus disembuhkan. melainkan mereka hanya butuh sendiri untuk mencharging energi.

Kemudian apa hubungannya introvert dengan Bimbingan konseling/konselor?

Menurut Mohammad Surya konselor harus berperan aktif membantu siswa mencapai pemahaman tentang dirinya dan lingkungannya, serta membantu mereka sehingga mampu membuat keputusan.

Dalam hal ini, mengacu pada pandangan negative terhadap para introvert. seorang konselor harus mampu mendampingi dan memberi pemahaman bahwa menjadi introvet tidak jelek. Serta menjelaskan kepada lingkungannya jika introvet bukan "penyakit" yang harus di sembuhkan, apalagi memberikan stigma negatif antisosial.

Menurut Alzena Masykouri seorang psikolog anak dan remaja, introvert dengan pribadinya yang pendiam sangat rentan dibully. Sebab, pelaku bullying selalu mencari individu lain yang dianggap lebih lemah.

Bullying sendiri dapat memicu terjadinya masalah kesehatan mental dan fisik bagi anak. mereka akan merasa rendah diri, depresi, cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Jika sudah demikiaan mereka akan memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri, penurunan prestasi akademi, dan paling parah ada rasa dendam dalam diri.

Disinilah peran konselor sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk mengatasi melaikan juga mencegah hal-hal tersebut terjadi. Mereka harus berperan aktif dalam membangun komunikasi antara para introvert dan ekstrovert. Terlebih konselor bisa menghancurkan stigma negatif terhadap introvert dan membangun stigma baru yang lebih baik.

 Seorang Introvert meskipun mereka suka menyendiri, sebenarnya mereka juga punya  nilai-nilai positif. Misalnya:

Pemimpin yang Bijak

Menurut penelitian di Wharton School of the University of Pennsylvania, Amerika Serikat, para pemimpin introvert sering kali menghasilkan kinerja yang lebih baik ketimbang ekstrovert. Sebab, ketika mereka mengolah sebuah oraganisasi yang proaktif, mereka akan cenderung membiarkan karyawan itu mengemukakan ide-ide mereka.

Sedangkan ekstrovert, tanpa disadari akan menjadi sangat heboh dengan hal-hal yang ada di kepala mereka. Alhasil, ide-ide dari orang lain akan sulit untuk muncul ke permukaan.

Pendengar yang Baik

Menurut Dr Laurie Helgoe, penulis Introvert Power: Why Your Inner Life Is Your Hidden Strength, ekstrovert lebih cenderung terjun ke percakapan sebelum benar-benar memproses apa yang dikatakan orang lain. Bukan karena mereka egois, tetapi karena mereka memproses informasi secara interaktif.

Sedangkan orang introvert sebaliknya. Mereka memproses informasi secara internal. Keterampilan itu memungkinkan mereka untuk mendengar, memahami, dan memberikan wawasan yang dipertimbangkan dengan saksama ketika mereka merespon.

Seorang Teman yang Berkualitas

Alih-alih berteman dengan banyak orang yang mereka ajak bicara, banyak introvert akan memfokuskan energinya untuk memperkuat koneksi dengan orang yang sudah dikenalnya. Introvert justru akan merasa kelelahan dan terkuras energinya ketika berada di sekeliling banyak orang. Oleh sebab itu, mereka memilih teman dengan bijaksana.

Singkatnya, introvert sangat pemilih tentang siapa yang akan mereka bawa ke dalam hidupnya. Nah, bila dirimu masuk ke dalam kehidupan para introvert, berarti dirimu amat berharga bagi mereka. Kualitas inilah yang membuat introvert menjadi teman setia, penuh perhatian, dan berkomitmen.

Terakhir, dalam tulisan ini penulis ingin mengajak semua elemen untuk menahan diri dalam menilai seseorang sebelum mengenal mereka lebih dalam. Bukan berarti jika mereka berbeda dengan kita, lantas kita boleh menganggapnya sebagai pribadi yang menyimpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun