Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Alan Budiman 'Pensiun' dari Kompasiana

18 November 2015   08:42 Diperbarui: 18 November 2015   10:11 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Selamat pagi, siang, sore dan malam buat semua teman dan musuh saya yang Budiman, baik itu sebagai Kompasianer terverifikasi, kloningan sampai yang silent reader.

Bagi saya, Kompasiana atau sosial media lainnya itu ibarat sebuah kota atau apartemen. Dimana kita tinggal di dalamnya, saling berinteraksi dan menyaksikan banyak atraksi. Kadang kita bertegur sapa, berkenalan dan sebagainya.

Fanspage di gambar itu seingat saya dibuat pada Januari 2011. Awalnya bernama al-alif.co.cc. Namun karena tidak diurus maka domain tersebut mati dan blog yang saya buat berubah menjadi aliffasyari.blogspot.co.id, tapi nama fanspage ini tidak diubah. Blog itu saya buat pada Agustus 2008, sampai saat ini masih ada dan tidak pernah lagi diupadate setelah saya bergabung dengan Kompasiana.

Setelah bergabung dengan Kompasiana 06 Mei 2011, beberapa saat setelah itu nama fanspage ini saya ubah menjadi Alan Budiman, sesuai nama pena saya di sana. Memasuki tahun 2013 saya sudah mulai berhenti menggunakan fanspage ini, fakum.

31 Agustus 2015 lalu saya sempat ngobrol panjang lebar dengan pendiri Kompasiana, Kang Pepih. Saya menganggapnya pertemuan tersebut sebagai antar teman juga sebagai antara kompasianer dan pimpinan. Kami ngobrol dengan beberapa orang, bergantian sesuai kepentingan, sampai akhirnya tinggal tersisa 2 orang.

Dalam obrolan asik, inspiratif dan berkesan tersebut saya mendapat banyak hal. Nampak seperti masuk ke Gramedia dan saya bebas membawa buku apapun yang saya mau secara gratis. Saya belajar banyak dari tokoh pendiri sosial media pertama dan paling sukses di Indonesa saat ini: Pepih Nugraha. Suka tak suka sejarah akan mencatat itu.

Setelah banyak hal saya tanyakan dan diskusikan, ada satu momen dimana saya sangat teringin sekali memiliki website sendiri yang nantinya akan menampung teman-teman dari komunitas di twitterland. Ide ini awalnya muncul dari ketua komunitas, lalu saya tolak karena tidak mau susah payah bikin website, selama Kompasiana gratis maka saya akan tetap menulis. Namun mendengar cerita Kang Pepih merintis Kompasiana hingga sebesar sekarang, saya jadi sangat tertantang untuk mengikuti jejaknya.

Saya ingat betul saat Kang Pepih menjawab "lanjut Mas, saya dukung."

Saya tentu tidak dalam posisi ingin menyaingi atau menyamai Kompasiana, karena selain itu sangat sulit dicapai, konsep yang saya pikirkan sampai saat ini cukup jauh berbeda. Tapi kalaupun nantinya malah tak beda jauh dengan Kompasiana atau hanya menjadi website pribadi karena saya gagal merangkul komunitas, semuanya saya serahkan pada proses. 

Selama menjadi warga Kompasiana, saya belum pernah melanggar TOC atau disuspend. Saya mengikuti semua aturan yang ada di sini tanpa pernah merasa terbebani. Bahasa sederhananya saya asik-asik saja di sini. Pada beberapa kesempatan saya memang sempat diadukan ke Polisi, diundang Presiden Jokowi dan sebagainya. Namun saya pikir semua itu hanyalah konsekuensi logis dari setiap tulisan yang saya bagikan.

Jika Kompasiana ibarat apartemen, maka saat ini saya adalah salah satu penghuni yang sedang mengerjakan proyek apartemen milik saya sendiri, nantinya akan menjadi tempat saya melepaskan ekspresi juga menampung teman komunitas di twitterland dan umum.

Hal ini saya rasa penting untuk disampaikan agar teman-teman yang pernah membaca tulisan Alan Budiman jadi tau bahwa saya sedang merintis website sendiri, yang itu artinya saya akan berhenti menulis di Kompasiana. Ini adalah tulisan terakhir. Selanjutnya saya akan menulis di website yang sedang (teman) saya kerjakan sekarang. Pagi ini seword.com sudah online, namun masih dalam proses pembangunan. Mungkin besok atau lusa sudah ada tulisan saya di sana.

Tidak mudah memang mengambil keputusan ini, beberapa teman yang tau saya sedang berencana membuat website menyarankan agar tidak pindah total. Ada juga yang menyarankan agar saya merepost apapun yang saya tulis di web seword.com. Namun berhubung saya tidak menganut jalan U-turn, juga atas nama keseriusan serta kebulatan tekad, maka saya pikir inilah keputusan paling tepat.

Nama Alan Budiman adalah nama saya di Kompasiana dan hanya akan ada di Kompasiana. Di rumah baru nanti saya akan menggunakan nama asli, sebagai Alifurrahman. Tulisan berseri "mantan Presiden seusil mantan pacar" episode 14 dan "#NgritikPemerintah" part 3 nantinya akan dilanjutkan di seword.com besra banyak lagi artikel berseri lainnya.

Semoga tulisan ini dapat diterima dengan baik, dan apapun yang komentar teman-teman setelah ini tidak akan sedikitpun merubah keputusan yang sudah saya buat.

Akhir kata terima kasih atas semua pelajaran, apresiasi yang pernah diberikan oleh admin, Kompasianer, Presiden , menteri, para tokoh di negara inidan para silent reader. Jika masih ada yang berminat membaca tulisan-tulisan saya, bisa lihat di fanspage seword.com atau langsung saja ke web seword.com . Terima kasih semuanya, Alan Budiman pensiun dari Kompasiana. Atau kalau Kompasiana ini ibarat apartemen, maka istilah yang lebih tepat adalah "pindah rumah.

Sampai ketemu di Kompasinival 2015 (masih diusahakan hadir)

 

Alan Budiman

Analyst, pemikir, pakar mantan dan spesialis titik-titik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun