"Sewaktu saya masih menjadi mahasiswa ,bila waktu libur atau setelah pulang kuliah,saya memancing ikan .Kebetulan saya tinggalnya dekat kampus dan anak sungai dan danau.Setiap hasil mancing sehari atau setengah hari yang dibawa pulang ke rumah,cukuplah untuk makan sehari,bahkan kadang-kadang hingga dua atau tiga hari." Demikian cerita famili saya yang bernama Tirta.
Artikel ini saya tulis karena terinspirasi dari cerita famili saya tersebut.Â
Entah tentang apakah awal dari pembicaraan kami, tiba-tiba saja Tirta mengisahkan pengalamannya semasa masih kuliah.
Kenapa Tirta harus pergi memancing? Barangkali dia bermaksud untuk dapat menekan pengeluaran atau menambah penghasilan atau cuma menyalurkan hobi saja.
Tapi perkiraan saya, maksudnya adalah untuk dapat menekan pengeluaran. Kalau untuk menyalurkan hobi barangkali tidak juga, begitu pula untuk menambah penghasilan.
Bila untuk menambah penghasilan itu membutuhkan waktu untuk menjual ikan yang didapatkan dari hasil memancing itu.
Yang lebih mungkin,Tirta berusaha untuk menekan pengeluaran dengan cara memancing ikan. Karena itu pekerjaan yang paling mudah dilaksanakan, tidak terikat oleh jadwal dan perintah orang lain.
Tirta tidak ingin yang ribet bila untuk menambah penghasilan harus melamar, harus terpaku oleh jadwal bila diterima kerja di sektor formal atau informal. Hal ini tidak menutup kemungkinan dapat mengganggu kuliah.
Di samping itu tidaklah mudah untuk mendapatkan pekerjaan bila sekolah atau kuliah belum tamat.
Tirta berusaha untuk dapat menekan pengeluaran karena dia sadar bahwa kiriman uang dari keluarga di kampung tidaklah seberapa. Walaupun ada tambahan uang transferan dari mantan majikannya, ketika dia masih bersekolah di SMP dan SMA.
Bagaimana cara yang dilakukan dalam memancing? Itu yang saya tidak ketahui dari Tirta.