Mohon tunggu...
Alaek Mukhyiddin
Alaek Mukhyiddin Mohon Tunggu... Jurnalis - Aktivis Ahlusunnah Wal Jamaah

adalah penggagas Jam'iyah sastra di pondok pesantren Sidogiri, sekaligus menjadi ketua perdananya. saat ini menjabat sebagai pemimpin Redaksi Majalah Nasyith. ia juga aktif sebagai aktivis ahlusunah wal jamaah dan menjabat sebagai anggota tim fatwa Annajah Center Sidogiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku dan Kuntilanak Bawean

1 September 2022   17:58 Diperbarui: 1 September 2022   18:04 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari kumparan.com

Setiap malam tiba, suasana mencekam begitu mencengkram. Royan, seorang guru tugas dari pesantrennya setiap tengah malam kadang mendengar isak tangis merintih lirih, kadang tertawa ceikikikan mengerikan, menggema seantero pesantren!

***

"Waktu malam itu suara apa ya? ada yang kedengeran?." Royan melemparkan pertanyaan pada muridnya, persis sebelum ia memulai pelajarannya. Sebenarnya ia tahu, tapi hanya ingin memastikan saja.

" Oh, itu biasa pak! Setiap tanggal ganjil memang akan terdengar itu. Tertawa. Baru kalau setiap tanggal 15 suaranya berubah menangis." Ayla, gadis putih langsat itu angkat suara. Murid yang lain cuma mengangguk, membenarkan apa yang Ayla ucapkan barusan. Royan menelan ludah. Ia baru tahu akan fakta ini.

Ini jelas bukan amanah yang ringan. Menjadi guru tugas saja beratnya minta ampun. Apalagi ditempatkan di pulau bawean yang terpencil. Jauh dari hiruk-pikuk masyarakat. 

Ditambah kyai-ku di sini jarang pulang ke pesantren. Beliau sering bepergian. Karena santri di sini cuma empat puluh orang yang kesemuanya perempuan, beliau bisa pasrah sepenuhnya pada saya dengan ditemani keluarga beliau sendiri.

Sebenarnya bukan itu yang aku risaukan. Tapi suara yang terdengar ganjil di setiap tanggal ganjil pada tengah malam-lah yang membuat-ku sampai saat ini hampir gila setengah mati!

***

Sudah ku-katakan kalau tempat tugasku terpencil dan dikelilingi oleh pohon yang menjulang tinggi. Di belakang asrama hanya ilalang yang bergoyang sejauh mata memandang. geografis dari pesantren ini pun meninggi. Bilik khusus untuk-ku tepat berada di bawah. Sedangkan asrama santriwati dan dalem kyai berada di paling atas. 

Tepat di samping bilik-ku adalah ruangan kosong yang sudah tak terpakai. Tiada lampu dan tiada kehidupan kecuali kelelawar yang mencicit di malam hari. Kalau kalian membuka jendela kamar-ku, maka panorama sungai jernih yang akan terlihat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun