***
Sudah kubilang bahwa aku mengenal Jimbris sepanjang ceritaku-ku. Aku ingat waktu pertama kalinya mengenal Jimbris. Dan itu membutuhkan waktu dua bulan lamanya untuk bisa mengenal dan akrab dengannya.Â
Kamis -- 09:00 WIB
Bel berbunyi tanda istirahat mulai terdengar, seluruh penghuni kelas pergi keluar. Ada yang ke kamar mandi, masjid atau sekedar nangkring di koperasi. Semua benar-benar keluar kelas. Sehingga keadaan sunyi. Sepi.
Aku menggaruk-garuk pucuk kepala yang tidak gatal. Bingung cari cara untuk menyapa anak baru itu. Sudah beberapa pekan ini aku penasaran dengan anak itu, ingin mengenalnya lebih dekat. Tapi saat sudah berdua dengannya keberanianku hilang. Ngeri!
" kenapa kamu tidak ikut keluar." Ia membalikkan badan. Bertanya tanpa ekspresi. Lalu menatap kembali lurus ke depan. Mungkin dia merasa risih karena sudah beberapa hari ini aku menungguinya di kelas sampai bel masuk berbunyi.
" Eh...hm  lagi malas." Jawabku gelagapan.. Entah mengapa aura anak itu membuatku tegang. Tidak seperti temanku yang lainnya.
Dan keanehan pertama itu terjadi saat kulihat ia mengedarkan pandangannya keluar jendela. Berdiri dan bergegas berlari keluar kelas. Aku entah mengapa berpikiran untuk mengikutinya dari belakang.
Tepat saat aku berada di belakang punggungnya lamat-lamat aku mendengar ia bergumam pelan.
Dia sudah mati !
***