Mohon tunggu...
aktif70
aktif70 Mohon Tunggu... Ketua umum Indonesia Contra Terror (ICT)

Olah raga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opini Demokrasi : Indonesia Dan Nepal Adalah Sinyal kuat Kesadaran Rakyat

12 September 2025   07:03 Diperbarui: 12 September 2025   07:34 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Sapta


Seringkali rakyat lupa atau dibuat lupa, bahwa merekalah mandataris sejati negeri ini. Kedaulatan bukan milik pemerintah, bukan milik partai poli:tik, bukan milik segelintir elite---tetapi milik seluruh rakyat Indonesia. Para penguasa hanyalah penerima mandat, bukan pemilik kuasa. Mereka bekerja dengan titipan, bukan dengan hak penuh.

Namun kenyataan di lapangan, demokrasi kita kerap berubah menjadi pasar transaksi. Money politics dan pragmatisme rakyat menggeser makna demokrasi menjadi sekadar jual beli suara. Suara rakyat diperdagangkan dengan uang receh, sembako murah, atau janji palsu yang tidak pernah ditepati. Inilah awal kehancuran: ketika mandat rakyat dijual murah, maka penguasa merasa tidak perlu lagi tunduk pada rakyat, melainkan pada modal yang mengantarkan mereka ke kursi kekuasaan.

Pada bulan September - Oktober 2025 ini, ring demokrasi bergetar. Indonesia menyala. Rakyat turun ke jalan, menggedor pagar kekuasaan, menuntut pembubaran parlemen DPR sebagai penerima mandat yang dianggap berkhianat. Di Nepal, rakyat tumpah ruah, amarah membakar kota-kota, mereka muak dan menjatuhkan para penerima mandat yang gagal menepati janji. Dunia sedang menyaksikan satu pesan yang sama: mandat sejati kembali ke tangan rakyat.

Rakyat telah sadar: kedaulatan tidak berhenti di bilik suara. Demokrasi bukan hanya memilih, tetapi juga mengawasi, menegur, bahkan mencabut mandat bila kuasa disalahgunakan. Rakyat telah berani menuntut haknya, sebagaimana seorang pemilik menuntut pertanggungjawaban dari orang yang ia beri kuasa.

Kita tidak lagi diam. Sesungguhnya Rakyat yang diam hanya memberi ruang bagi pengkhianatan. Rakyat yang takut justru memperbesar arogansi penguasa. Tapi rakyat yang sadar, bersatu, dan berani bersuara akan membuat setiap kursi kekuasaan bergetar tunduk pada pemilik aslinya.

Maka sesungguhnya rakyatlah yang akan menuliskan bab terakhir dari setiap kekuasaan di negera Demokrasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun