Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jrakah, Tugu Gerobak Nasi Goreng

23 November 2022   22:26 Diperbarui: 23 November 2022   22:39 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari Tribun Jateng

Bahkan nasi goreng kini telah menjamur ke mana-mana, berkat Talban sendiri yang memulai usaha hingga ke Jakarta. 

Desa yang sudah ia tinggalkan, Jrakah lebih memilih untuk tetap tinggal. Dia telah membuktikan sebuah ucapan yang sempat dikuatirkan oleh Talban.

"Jika terus di Desa, usaha Nasi Gorengmu tidak akan pernah ada kemajuan." Katanya.

Perkataan Talban menjadi bumerang sendiri. Ia jatuh dalam sebuah persaingan. Juga hidup di Jakarta membuat mata gelap. Mempunyai anak istri yang boros, seringkali menghamburkan uangnya. Modal yang harus diputar, niat ingin membesarkan warung menjadi tempat yang lebih besar nyatanya tidak dapat diwujudkan. Talban kecewa.

Jrakah mengajaknya berkeliling, berusaha menghibur. Ada pejalan lain yang menyapa mereka. 

"Pak Jrakah," dengan menunduk hormat.

Jrakah mengangkat tangan kanannya sebagai bentuk kepekaan sosial. Rendah diri. Meskipun nama Jrakah telah terkenal di Desa ini. Ia masih seperti Jrakah yang dulu. Ramah. 

Pijakan kaki mereka berhenti di sebuah pemandangan Tugu yang di atasnya ada gerobak nasi goreng. Talban terkesima dengan perubahan baru di desanya.

Gerobak nasi goreng itu dibuat sedemikian rupa, mirip dengan aslinya. Hanya saja, bila gerobak yang asli berbahan kayu, tugu gerobak ini terbuat dari besi.

"Itu bahannya besi. Rodanya asli, botol juga. ini agar awet bila terkena panas atau hujan tidak keropos. Wajannya juga asli wajan," jelas Jrakah.

Kedua mata Talban tak kuasa menahan kagum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun