Mohon tunggu...
Aksara Sulastri
Aksara Sulastri Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer Cerpenis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Lewat aksara kutuliskan segenggam mimpi dalam doa untuk menggapai tangan-Mu, Tuhan. Aksarasulastri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel: Love Story of Dreaming Part 10

28 Juni 2022   15:04 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:06 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Haha..., makanya jangan telat masuk! udah gitu ngelamun di kelas lagi. Namanya Pak Dika, Ti."

"Ohh..."

Nama guru idolanya sangat keren pikirnya lagi dari dalam hati.

**

Seragam putih abu-abu yang ia kenakan membuat Suketi lebih percaya diri. Lalu menatap cermin yang sudah retak. Ini adalah cermin yang dia miliki dari kepunyaan sang ibu waktu muda. Keti tak mampu membeli bedak yang baru yang ada cermin-nya. Jadi untuk sementara waktu dia pakai ini saja.

Keti sendiri memang tak suka memakai bedak hanya saja gadis remaja itu ingin seperti teman-teman perempuannya yang suka dandan. Sebenarnya tanpa bedak pun wajah Suketi masih terlihat cantik dan alami. Demi mencari perhatian guru idolanya. Dia wajib tampil beda.

Untung saja temannya tak ada yang memperhatikan dengan perubahannya sekarang. Kalau iya mereka akan menertawakannya.

Cara Suketi mengagumi Pak Guru membuatnya menjadi bertanya-tanya. Apakah ini yang disebut dengan mengagumi? Atau hanya bumbu semangatnya saja agar rajin belajar.

Entahlah, yang jelas Keti selalu senang jika bertemu dengan guru idolanya. Guru fisika yang sering dipanggil Pak Dika oleh semua murid di Sekolahnya.

Semenjak Pak Dika lebih memperhatikan Suketi karena nilai ulangannya selalu tinggi. Keti lebih bersemangat pergi ke sekolah. Keti jadi sering berangkat pagi-pagi sekali. Sampai membuka gerbang yang tertutup, menyapa tukang kebun yang sedang menyapu halaman. Dalam keadaan sekolah sepi. Kira-kira belum ada jam setengah 7, Keti sudah datang lebih dulu.

Saat sampai di depan kelas, "Lah kok belum ada yang datang." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun