Mohon tunggu...
Rudy Santoso
Rudy Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Memoaris, Influencer, Property Advisor.

Rudy Akasara_Nusa Kota Malang - 1974_writer Penulis - memoaris - influencer - property advisor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aroma Melati di Rumah Cempaka#6

25 Desember 2022   21:06 Diperbarui: 7 Januari 2023   20:39 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*** Rumah joglo Ki Demang Pancaraga dan Para Punggawa.

Angkutan kota berhenti di perempatan Jl Ijen dan Pasar Bareng tepat jam 20.05 WIB, mereka turun dan berjalan ke arah pasar. Di sekitar pasar Bareng menjelang malam mulai ramai dengan warung tenda yang buka berjualan sore hari sampai tengah malam. Berbagai macam jenis makanan, minuman dan jajanan gorengan di jual sepanjang jalan sekitar pasar Bareng.  

“Edwin, untuk makan malam lebih baik kita beli nasi goreng. Di bungkus saja kita makan malam di rumah saja agar kita lebih santai, bro.” Bagus menyarankan.

“Iya bro. Lebih baik kita bungkus, di rumah kita bisa lebih santai menikmati makan malam sambilan minum kopi panas.” Raka menambahkan.

“Iya, maksud aku seperti yang kalian sarankan itu. Kita tidak repot keluar rumah apalagi udara malam sudah mulai terasa dingin, bro!” jawab Edwin. Sebelum pulang ke rumah nenek Edwin, akhirnya mereka memutuskan membeli nasi goreng resek untuk makan malam.

Mereka memesan 6 bungkus nasi goreng resek khas Malang dengan campuran mie, sayuran, ayam, sosis, hati ayam dll. Kalau di kota lain terkenal dengan nama nasi goreng mawut, hanya bedanya nasi goreng resek lebih komplit. Setelah pesanan selesai dibungkus, mereka segera pulang ke rumah nenek Edwin. Sampailah mereka di depan rumah nenek Edwin, melewati gang kecil dan sekitar lingkungan rumah terlihat mulai lengang. Tidak ada satu orang pun yang lalu lalang lewat di depan gang rumah ini, karena semua orang berpikir dua kali untuk melewati depan rumah nenek Edwin yang terkenal seram. Menurut cerita para tetangga di sekitar rumah nenek Edwin, sering muncul penampakan sosok yang menyeramkan.

“Rumah ini suasananya suram dan sangat terasa aura negative yang kuat, pantesan gang ini selalu sepi menjelang malam.” Raka bergumam sambil terdiam sejenak memandang bagian depan rumah dan sekitar. Edwin masuk ke rumah neneknya untuk mengambil kunci rumah sebelah, sambil melihat kondisi neneknya ternyata sudah tertidur lelap.

“Ada apa bro, kelihatannya ada sesuatu ya? Tatapan Raka terasa lain tersirat penuh makna seperti melihat sesuatu di rumah nenek Edwin.” Bagus bertanya dengan rasa penasaran.

“Iya bro. Kamu pasti melihat hal yang seram di rumah sini, ya bro?” Novian menambahkan dengan nada kawatir.

“Sudah-sudah, ayo kita segera masuk rumah! Jalan sudah mulai lengang dan udara semakin terasa dingin!” Suara Edwin mencairkan suasana, sambil membuka pintu rumah. Raka hanya tersenyum kecil memandang mereka masuk, memang ada banyal hal yang aneh di rumah ini.

Mereka  segera masuk ke dalam rumah udara dingin mulai terasa dan aura di dalam ruangan terasa berbeda di malam hari. Sambil menikmati nasi goreng resek khas Malang, mereka duduk di ruang tamu dan diselingi dengan obrolan ringan. Edwin menyiapkan seteko kopi panas di bantu Novian dan Heru, setelah mereka menikmati makan malam selesai. Mereka duduk bergerombol di ruang tamu, sementara di ruang tengah terlihat tumpukan kasur dan bantal yang awalnya ada di dalam kamar tidur kemudian di pindah ke atas kursi panjang. Mereka berancana tidur menggelar kasur di lantai ruang tamu dan ruang tengah yang hanya dibatasi kelambu, kedua kamar tidur kosong tidak satupun dari mereka yang berani tidur di dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun