Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ramadan, Pandemi, dan Semangat Saling Peduli

2 Mei 2021   06:58 Diperbarui: 2 Mei 2021   07:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Seperti kita tahu, seluruh dunia saat ini sedang berjuang melawan pandemi covid-19. Bahkan sejumlah negara mulai merasakan gelombang kedua covid-19. Negara-negara Eropa banyak yang melakukan lockdown kembali. Bahkan di India, tsunami covid cukup mengerikan. Kasus positif harian terus memecahkan rekor, hingga di atas 400 ribu kasus baru. Di Indonesia sendiri, angka kasus positif terus terjadi.

Untuk kedua kalinya, umat muslim di seluruh dunia menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan di masa pandemi. Tidak seperti tahun sebelumnya. Di tahun ini, aktifitas peribadahan di masjid sudah diperbolehkan tapi dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan. Aktifitas ini tetap harus dilakukan, untuk mencegah penyebaran covid-19 yang begitu masif. Pencegahan ini penting, agar tidak terjadi gelombang kedua di Indonesia, seperti yang terjadi di Indonesia.

Karena itulah, di bulan Ramadan ini penting kiranya agar kita terus memupuk rasa kepedulian, agar bisa tetap memupuk rasa saling tolong menolong, saling menghargai dan saling peduli antar sesama. Ramadan dari dulu telah mengajarkan semangat saling peduli. Tinggal kita menerapkan ajaran ini setiap hari dalam kehidupan nyata. Salah satunya adalah aktifitas saling berbagi makanan, saling memberikan sedekah, saling mendoakan, ataupun masih banyak lagi aktifitas saling berbagi.

Aktifitas saling berbagi ini, pada dasarnya merupakan keniscayaan yang harus dilakukan oleh setiap manusia. Kenapa? Karena manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia perlu saling interaksi, perlu saling menghargai, saing menghormati dan tolong menolong. Manusia tidak bisa secara eksklusif hidup sendiri, tanpa pertolongan orang lain. Karena itulah, membangun kepedulian yang sejatinya sudah ada dalam setiap tradisi budaya lokal, harus terus dipertahankan.

Dan tradisi saling berbagi ini, memang begitu masif terjadi pada saat bulan Ramadan. Karena bulan ramadan merupakan bulan suci, bulan baik dan bulan penuh dengan keberkahan. Artinya siapa yang berbuat baik di bulan ini, akan mendapatkan keberkahan dan pahala yang melimpah dari Tuhan. Tak heran jika praktek berbagi takjil terjadi dimana-mana. Praktek berbagi sedekah anak yatim terjadi hampir setiap hari. Dan praktek berbagi doa, berbagi semangat, saling meringankan beban terjadi setiap detik, menit dan jam.

Tradisi saling berbagi, sejatinya juga harus terus dilakukan di masa pandemi seperti sekarang ini. Perlu Kerjasama dari semua pihak. Perlu juga komitmen dari semua pihak, untuk saling menguatkan dan mengingatkan. Pemerintah sudah melakukan pembatasan, bahkan mudik dilarang. Namun disisi lain, pembatasan tersebut memberikan dampak buruk bagi perekonomian. Ketika ada aktifitas pergerakan di pusat perekonomian seperti pasar tanah abang jelang lebaran, harus ada antisipasi. Tidak hanya masyarakat tapi juga pemerintah.

Pada titik inilah, semangat saling peduli tetap harus dikedepankan. Betul perekonomian perlu bergerak, tapi protokol kesehatan juga jangan dilupakan. Semuanya harus saling sinergi. Banyak cara yang bisa dilakukan, untuk mensinergikan keduanya. 

Kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan untuk mensinergikan. Namun sinergi tidak akan terjadi, jika kepedulian antar sesama tidak ada. Dan ramadan mengajarkan kepada kita untuk saling peduli. Tradisi dan budaya kita juga mengajarkan untuk saling peduli. Karena itu, mari tetap saling peduli agar kita bisa survive untuk menjalani masa pandemi ini. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun