Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saatnya Menyembelih Ego dan Bibit Kebencian dalam Diri

8 Agustus 2019   06:40 Diperbarui: 8 Agustus 2019   07:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hewan Qurban - starfarm.co.id

Sebentar lagi umat muslim akan merayakan hari raya Idul Adha. Di Indonesia, dalam hari raya ini ditandai dengan menyembelih hewan qurban, kambing, sapi, atau kerbau. 

Kenapa harus menyembelih hewan qurban? Karena hal ini merupakan bagian dari syariat Islam. Kisah tentang berkurban ini dijelaskan dalam Al Quran. 

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!" Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa" (QS Al-Maaidah 27).

Kisah lain juga dirasakan oleh keluarga Ibrahim AS, ketika diperintahkan untuk mengurbankan anaknya sendiri, Ismail AS. Dalam surat As-Shaaffaat 102 dijelaskan, "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. 

Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". 

Kemudian qurban ditetapkan oleh Rasulullah SAW sebagai bagian dari Syariah Islam, syiar dan ibadah kepada Allah SWT sebagai rasa syukur atas nikmat kehidupan.

Sejak itulah, setiap tanggal 10 Dzulhijjah terdapat perintah ibadah qurban. Dan pelaksanaannya qurbannya diganti dengan menyembelih binatang. 

Berkurban dengan cara menyembelih binatang, lalu dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan, diperlukan sebuah keikhlasan dan ketululusan hati. Dengan ketulusan dan keiklhasan inilah, masyarakat yang membutuhkan bisa memperbaiki gizinya dengan memakan daging. 

Namun, qurban pada dasarnya tidak hanya sekedar bentuk saling berbagi, tapi sebagai bentuk menyembelih ego dan keangkuhan dalam diri. Dengan hilangnya ego dan keangkuhan ini, akan memunculkan sebuah kepeduliah bersama. Peduli terhadap sesama.

Dalam kehidupan sehari-hari, mengorbankan ego dan keangkuhan ini juga perlu dilakukan. Ujaran kebencian yang sempat meraja lela di kehidupan maya dan nyata, merupakan bentuk keangkuhan dan ego yang terus dibiarkan. Dampak dari penyebaran kebencian ini, memunculkan bibit kebencian baru di tingkat masyarakat.

 Informasi yang semestinya bisa disebar secara utuh, karena adanya kebencian membuat informasi yang disebar dipenggal-penggal, sampai akhirnya mengurangi arti sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun