Mohon tunggu...
Akil Wasa
Akil Wasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Author - Director - Script Writer

IG : @akilwasa

Selanjutnya

Tutup

Bola

"Pengawas Sepak Bola Nasional" Apakah Perlu?

2 Oktober 2022   15:58 Diperbarui: 2 Oktober 2022   16:04 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ; BolaSport.com

Kalah-menang adalah hal yang pasti dalam sepakbola, tapi tidak untuk sebuah nyawa. Bukan hanya sepakbola, olahraga apapun tidak dapat dibandingkan dengan nyawa manusia, karena nyawa manusia tidak dapat dihargai dengan apapun. 

Belakangan ini dunia sepakbola Indonesia memasang pita hitam. Kejadian-kejadian yang tidak di inginkan kerap terjadi dan banyak memakan korban. Bentuk kasusnya masih sama seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Ribut antar suporter hingga terjadi pengeroyokan dan ujung-ujungnya ada yang meninggal dunia. Ini bukan cerita baru, seharusnya hal-hal ini tidak perlu terjadi lagi. 

Sejujurnya, kita mengapresiasi dukungan yang begitu tinggi dari masyarakat terhadap sepakbola Indonesia. Itu hal bagus dan sangat positif, di sisi lain juga berdampak peningkatan pada ekonomi.

Tapi jika antusiasme tidak di iringi dengan teknis yang tepat dan kesadaran menjaga diri maka terjadilah kasus seperti yang belum lama ini terjadi, yakni beberapa penonton ditemukan tewas akibat berdesak-desakan di sekitar stadion. Turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban, dan kita doakan semoga almarhum/almarhumah diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian pula dengan insiden yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang, 1 Oktober 2022. Seusai pertandingan yang dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 2-3, terjadi kericuhan yang akhirnya memakan korban jiwa. 

Belum diketahui pasti berapa jumlah korban jiwa. Belum jelas pula apa pemicu insiden tersebut ?, namun seusai kabar itu, Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan meminta pihak kepolisian mengusut tuntas insiden tersebut. 

PSSI juga menghentikan Liga 1 Indonesia selama sepekan. Presiden Jokowi sudah angkat bicara dan memberi perintah. Tentunya, kita sebagai masyarakat Indonesia yang mencintai sepakbola Indonesia dan patuh terhadap peraturan harus mendukung penuh upaya PSSI dan polisi dalam menindaklanjuti kasus ini. Diharapkan hasilnya nanti dapat memberikan alternatif terbaik untuk sepakbola Indonesia dikemudian hari.

Hal-hal buruk seperti ini tentu menjadi pelajaran bagi kita semua serta pihak yang terkait dengan sepakbola Indonesia, diharapkan jangan sampai terulang kembali. Yang patut kita perhatikan adalah keberadaan FIFA. Pastilah, FIFA tidak akan tinggal diam dan akan mengambil sikap. 

Sebagai payung tertinggi sepakbola dunia, FIFA tentu mempunyai wewenang luas hingga berhak memberikan denda dan menjatuhkan sanksi. Kita berandai-andai dengan kemungkinan terburuk. Jika Indonesia diberi sanksi, bagaimana nasib Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 ?. 

Padahal, timnas Indonesia sedang berada di atas angin. Indonesia baru saja naik peringkat dunia. Performa timnas Indonesia juga meningkat, baik dari kelompok umur maupun senior. 

Pemain-pemain Indonesia juga banyak yang main di luar negeri dan bibit pemain muda Indonesia juga banyak di lirik oleh klub luar. Jika sanksi FIFA berbentuk pemberhentian kompetisi dalam negeri, bagaimana nasib pemain bola, staff dan para pelatih ?. 

Bagaimana nasib para pedagang dan pengusaha lainnya yang terkait dengan sepakbola ?. Bagaimana dengan sponsor yang sudah masuk ?. Bagaimana mimpi seorang anak kecil yang ingin menjadi pemain bola ?.

Penulis merupakan orang awam, orang bodoh yang tidak mengerti tentang sepakbola dan hanya bermodalkan cinta kepada sepakbola Indonesia. 

Biasanya, cinta dari orang bodoh selalu tulus. Oleh sebab kebodohan dan cinta buta itulah penulis ingin bertanya. Apakah perlu kiranya kita memiliki badan pengawasan sepakbola nasional ?. Entah apapun namanya nanti, yang jelas tugas utamanya adalah mengawasi perguliran sepakbola di tanah air.

Badan pengawas ini berdiri secara independen, beranggotakan orang-orang yang bukan berasal dari pengurus sepakbola, politikus, pemerintah dan sejeninsya. Namun, ia harus mengerti dan faham tentang seputar sepakbola serta teknis penyelenggaraan liga maupun turnament, yang tentunya anggota terpilih memenuhi syarat dan kriteria tertentu. Para anggota juga dipilih secara transparan. 

Di usahakan merupakan perpaduan dari golongan tua dan muda, dengan harapan adanya regenerasi dalam badan tersebut. Tugas dari badan pengawas ini sangat penting dan berat. Tentunya, segala tugas ini disesuaikan dengan hukum yang berlaku, tidak melanggar statuta dan perundangan yang ada.

  • Mengawasi kinerja PSSI yang sebagaimana mestinya dan sesuai ketentuan yang berlaku.
  • Mengawasi match fixing/pengaturan skor, bekerja sama dengan pihak berwajib.
  • Mengawasi permasalahan antara klub, sponsor dan lain-lain, yang disesuaikan dengan peraturan berlaku.
  • Menjadi pihak/wadah mediasi konflik, terhadap pihak-pihak yang bertikai/bermasalah serta diharapkan mampu menghadirkan solusi yang tepat, humanis dan menjunjung tinggi nilai sportifitas.
  • Melakukan pengawasan khusus pada setiap laga dan jadwal liga maupun turnament dalam negeri, serta berkordinasi dengan panpel klub dan pihak penyiaran.
  • Menjadi tim investigasi utama jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Sekali lagi, penulis merupakan orang awam, orang bodoh yang tidak mengerti sepakbola dan hanya bermodalkan cinta kepada sepakbola Indonesia. Biasanya, cinta dari orang bodoh selalu tulus. Oleh sebab kebodohan dan cinta buta itulah lahir tulisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun