Mohon tunggu...
Akhmad Naufal
Akhmad Naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Geografi Universitas Lambung Mangkurat 2024

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivitas Ekonomi Masyarakat Desa Semangat Bakti, Kecamatan Alalak, Barito Kuala

30 Agustus 2025   11:54 Diperbarui: 30 Agustus 2025   12:10 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Semangat Bakti yang terletak di Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, menyimpan cerita tentang dinamika kehidupan masyarakat yang erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi sehari-hari. Kehidupan warga di desa ini tidak hanya mencerminkan kerja keras, tetapi juga kearifan lokal dalam memanfaatkan potensi alam sekitar. Dari sektor pertanian, berdagang hingga usaha kecil yang menopang kebutuhan harian, semuanya menjadi bagian penting dalam membentuk wajah ekonomi desa. Aktivitas ekonomi yang beragam ini tidak hanya menggambarkan bagaimana masyarakat bertahan, tetapi juga bagaimana mereka menjaga harmoni dengan lingkungan dan terus berusaha meningkatkan kesejahteraan keluarga. Melalui artikel ini, kita akan melihat lebih dekat bagaimana denyut nadi ekonomi Desa Semangat Bakti berjalan.

Tapi sebelum kita masuk ke pembahasan utamanya, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Akhmad Naufal seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat dengan NIM 2410416310017 dari Prodi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Artikel ini dibuat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.mata kuliah Geografi Ekonomi. Alasan lainnya juga untuk menambah wawasan dan berharap artikel ini bisa berguna bagi para pembaca. Dengan latar belakang tersebut, sekarang saatnya kita kembali ke pembahasan utama, yaitu aktivitas ekonomi masyarakat Desa Semangat Bakti. Kita akan melihat lebih dekat bagaimana warga desa menjalani keseharian mereka, sumber-sumber penghasilan yang mereka andalkan, serta cara mereka menjaga keberlanjutan ekonomi sekaligus tradisi lokal. Saya sudah mendapatkan beberapa pertanyaan dan berikut adalah jawaban para responden

Gambar 1
Gambar 1

1. Sami, seorang bapak berusia 42 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga komplek, menjadikan pekerjaan di bidang jasa ini sebagai mata pencaharian utamanya. Ia menjalankannya seorang diri, dengan tugas utama menjaga keamanan lingkungan dan memastikan suasana komplek tetap kondusif. Dari pekerjaannya, Sami tidak menghasilkan barang untuk dijual, melainkan menyumbangkan tenaga dan waktunya demi keamanan warga. Upah yang diterimanya diberikan langsung oleh pengurus komplek, jadi tidak melalui pasar, warung, atau media sosial.

Meski terlihat sederhana, pekerjaan ini punya tantangan tersendiri. Gangguan keamanan dan masalah sosial kadang muncul, dan itu jadi hambatan yang cukup dirasakan. Meski begitu, Sami menilai ekonomi di daerah tempat tinggalnya sudah cukup berkembang, meski peluang kerja yang ada bagi masyarakat masih terasa terbatas. Cuaca pun kadang memberi pengaruh; misalnya saat hujan deras, rutinitas patroli bisa sedikit terhambat.

Sayangnya, Sami mengaku belum pernah mendapatkan bantuan atau pelatihan dari pemerintah maupun lembaga terkait. Harapannya sederhana: semoga ada lebih banyak lapangan kerja dan fasilitas umum yang bisa membantu masyarakat sekitar agar lebih sejahtera. Untuk kebutuhan pekerjaannya, ia hanya mengandalkan sumber lokal, misalnya alat ronda sederhana dari sekitar komplek.

Soal penghasilan, Sami merasa gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meski belum lebih. Ia juga sudah menggunakan teknologi sederhana, seperti telepon genggam, untuk menunjang komunikasi keamanan. Menurutnya, kerja sama antarwarga adalah faktor paling penting dalam mendukung pekerjaannya. Meski begitu, Sami tetap punya keinginan untuk berkembang. Jika ada kesempatan, ia ingin mencoba usaha lain, mungkin berdagang atau usaha kecil, agar bisa menambah penghasilan keluarganya.

Gambar 2
Gambar 2

2. Ahmad, seorang pria berusia 35 tahun, sehari-harinya bekerja sebagai tukang. Ia menjalankan pekerjaannya secara mandiri, meskipun sesekali ada bantuan kecil dari keluarga. Dari pekerjaannya ini, Ahmad biasanya menghasilkan jasa perbaikan rumah maupun barang-barang kecil yang rusak. Untuk mendapatkan pelanggan, ia lebih banyak mengandalkan sistem langsung dari mulut ke mulut, atau orang yang datang sendiri ke rumahnya.

Dalam kesehariannya, hambatan yang paling sering ia rasakan adalah masalah modal, karena terkadang peralatan yang dipakai membutuhkan biaya lebih untuk diganti atau ditambah. Meski begitu, Ahmad menilai bahwa perkembangan ekonomi di daerah tempat tinggalnya sudah cukup berkembang, meskipun belum bisa dibilang benar-benar merata. Ia juga menyebut bahwa pekerjaannya tidak terlalu bergantung pada musim atau cuaca, hanya saja jika hujan deras seringkali membuat aktivitasnya agak terhambat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun