"Antara Optimisme dan Pesimisme Menggerakkan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) yang merupakan Program Unggulan Presiden  Prabowo, pasalnya dengan baudged yang begitu besar cukup berbanding  terbalik dengan situasi dan kondisi di lapangan"
Di bentuknya Koperasi desa yang bernafaskan dengan konsep gotong royong dan rasa persaudaraan, tidak lantas menjadikan jalannya suatu lembaga ekonomi yang berbasis kerakyatan itu bisa berjalan dengan mulus.Â
Ada banyak problem yang cukup komplek di masing-masing desa di Indonesia, sebab pragmatisme dan kepentingan politik yang masih cukup dominan, sehingga kurangnya stimulan dan ketidaktahuan dari konsep untuk menjalankan Koperasi itu menjadikan lembaga ekonomi berbasis kerakyatan itu justru jalan di tempat.Â
Bahkan yang lebih ironis lagi, seolah-olah adanya Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) menjadi saingan berat keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).Â
Sehingga ada indikasi adanya Koperasi Desa Merah Putih yang menjadi program Unggulan Presiden seakan menghambat terhadap usaha milik desa.Â
Sementara jika kita pahami secara seksama alur dan jalurnya cukup berbeda jauh baik dari hulu maupun sampai hilir.Â
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) merupakan lembaga ekonomi yang di bentuk oleh pemerintah desa dengan menggunakan Dana Desa atau Anggaran Dana Desa.Â
Sementara Koperasi itu sendiri juga di bentuk oleh Desa dengan nafas kesadaran dan gotong royong, dan Ruh dari pembentukan Koperasi iyu sendiri adalah Anggota Koperasi.Â
Artinya ada segmen yang jauh berbeda antara Koperasi Desa dengan Badan Usaha Milik Desa.Â
Tentu saja problemnya di sini cukup komplek, baik itu BUMDES yang saat ini nafasnya banyak yang sudah berhenti alias tidak jalan, begitu pun dengan Koperasi yang baru di bentuk, masih menunggu anggaran dari atas.Â