Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tidur Tak Nyenyak, Makan Pun Tak Enak, Sebab Kehilangan Anggota Keluarga dalam Tragedi Kanjuruhan Masih Menyisakan Duka Mendalam

6 Oktober 2022   07:10 Diperbarui: 6 Oktober 2022   07:18 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paran Suporter Persebaya, Bonekmania ikut merasakan suka yang mendalam atas tragedi Di Stadion Kanjuruhan, Sumber: akun Facebook/ Persebaya

Larangan FIFA soal penggunaan senjata api dan tembakan gas air mata di stadion Kanjuruhan tidak digubris oleh para pihak, baik pihak pelaksana, maupun polisi, meski mereka polisi berdalih penggunaan gas air mata sudah sesuai dengan prosedur..

Apakah para pihak tidak tahu soal regulasi larangan penggunaan senjata api dan tembakan gas air mata, sehingga mereka masih kekeh berdalih bahwa hal tersebut sudah sesuai dengan prosedur? 

Sejatinya mereka sudah tahu semua, PSSI, pihak Arema, panitia Pelaksana, aparat, bahwa regulasi tentang tidak bolehnya penggunaan gas air mata dan senjata api di dalam stadion untuk mengantisipasi kerusuhan, namun mengapa polisi malah tembakkan gas air mata di Tribune yang menyebabkan ratusan nyawa melayang akibat panik dan terjadi desakan, sesak nafas, dan Mata parih.

Air mata orang tua, ibu/ bapak dan keluarga mereka yang meninggal dunia itu masih belum kering, pelaku harus di usut dengan tuntas, karena Tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan, bukan bentrok antara Aremania dan Bonekmania, sebab pada laga Arema FC vs Persebaya itu Bonek tidak diperkenankan ikut masuk dan menonton di stadion Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan menjadi duka yang mendalam Bagi bangsa Indonesia, Dunia pun ikut berbela sungkawa atas tragedi yang mencekam dan mematikan itu, permainan sepakbola bukan membuat tontonan yang mengasyikkan dan menyenangkan, namun bagai neraka yang membuat para korban kehilangan nyawa.

Tangis Air Mata para orang tua dan kerabat masih belum kering, Kita Semua berbela Sungkawa atas tragedi Kanjuruhan

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu malam (01/10/22) masih belum sampai tujuh hari lamanya, para orang tua dan kerabat masih berduka atas kepergian anak atau kerabat yang harus menemui ajal akibat kerusuhan.

Tidak ada yang menyangka saat anak atau pun kerabat mereka berpamit untuk nonton bola dan mendukung tim kesayangannya harus mengantarkan nyawa.

Kepedihan para orang tua ataupun kerabat itu tidak mampu tuk dibahasakan, karena banyak ibu atau pun seorang bapak yang harus menelan pahitnya tragedi Kanjuruhan yang telah merenggut Anggota keluarga mereka.

Makan pun tak enak, tidur pun tak nyenyak, sebab masih terngiang kenangan masa lalu anak-anak atau kerabat mereka yang harus kehilangan nyawa hanya gegara nonton bola.

Menjadi catatan kelam bagi bangsa ini, dan harus diusut dengan tuntas, dan juga para pihak harus bertanggung jawab atas tragedi tersebut, PSSI, Panitia Penyelenggara, Aparat Penegak Hukum, pemerintah, Menpora, dan elemen lainnya harus bertanggung jawab betul atas tragedi kemanusiaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun