Disamping itu pula kondisi Rupiah yang mulai melemah dan semakin meroketmya Inflasi, sehingga menjadikan Negara harus mengambil langkah strategis dengan cara menaikkan harga BBM.
Kondisi ini memang cukup dilematis, sebab berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, lagi-lagi rakyatlah yang menguasai kesakitan akibat BBM di naikkan.
Dengan menaikkan Harga BBM, pemerintah pastinya sudah berhitung mengenai konsekuensi yang harus diterima, dan pemerintah pun pasti tidak kekurangan cara memulihkan ekonomi Negara.
Kita semua tahu bahwa harga BBM ini dinaikkan menyusul tingginya inflasi akibat Pandemi dan dampak perang, menjadikan ekonomi negara berkembang kurang bersahabat, terutama bagi masyarakat kelas bawah, tidak heran jika rakyat semakin menjerit.
Kebijakan yang mengkhawatirkanÂ
Sebelum harga bbm ditetapkan kenaikannya, sudah beredar informasi dan penolakan dari element masyarakat maupun dari mahasiswa aktivis, mereka menggeruduk Senayan dengan menggelar aksi tolak kenaikan BBM.
Perjuangan mereka pun berujung dilematis, sebab jika BBM tidak dinaikkan APBN akan Jebol, dan inflasi akan terus meroket, kegaduhan pun tak bisa dipungkiri.
Dalam konteks ini pemerintah mencoba mencari solusi dengan kebijakan di tengah, yakni menaikkan harga BBM, yang pastinya akan berdampak pada sembako.
Disisi yang lain, konsep keseimbangan pun juga dilakukan, yakni pemerintah kembali kucurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat kelas bawah yang kerap menjadi "objek" pesakitan atas sebuah kebijakan.
Situasi dan kondisi ini memang cukup mengkhawatirkan di negara yang sedang berkembang, sebab krisis pangan dunia juga menjadi salah satu persoalan ditengah kebijakan naiknya harga BBM.