Mohon tunggu...
Faisol
Faisol Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Jember - Jawa Timur, Anak ke 2 dari enam bersaudara.

Instagram : akhmadf_21 Twitter : @akhmadf21

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Di Tengah PPKM Darurat, Hati-hati Kecanduan Internet

21 Juli 2021   19:27 Diperbarui: 22 Juli 2021   09:54 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak bermain gadget (Sumber: techcrunch.com via lifestyle.kompas.com)

"Dahsyatnya perkembangan teknologi di era digitalisasi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan di tengah kehidupan kita. Bahkan ketika tidak bermain internet satu hari saja, hati dan pikiran cenderung bingung. Seakan dunia sudah ada dalam gawai yang bisa membantu kita kapan saja dan di mana saja dalam memberikan hiburan di tengah kesendirian. Namun berhati-hatilah, karena gawai bikin kecanduan"

Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidup kita, hampir setiap individu menggunakan smartphone canggih sebagai sebuah kebutuhan dalam hidup sehari-hari.

Pesatnya perkembangan teknologi tentu saja memiliki dampak yang signifikan bagi kita, karena teknologi laksana pisau tajam dan membuat penggunanya ketergantungan.

Jika pisau di pegang oleh jagal, maka ia akan dibuat untuk menyembelih sapi, tetapi jika pisau dipegang oleh begal, bisa jadi ia akan menyembelih saudaranya sendiri untuk merampas harta bendanya. Begitu pula dengan smartphone yang juga memiliki nilai positif dan negatif, yang juga sangat bergantung kepada penggunanya.

Smartphone sebagai media bermain internet, sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.

Dilansir dari kompas.com, survei yang dilakukan Kemenkominfo menunjukkan, sebanyak 48,7 persen responden termasuk dalam kategori pengguna yang mengalami kecanduan internet di masa pandemi Covid-19.

Besarnya pengaruh internet dalam kehidupan kita, membuat masyarakat menjadi aktif di medsos, bermain game online, hingga belanja online.

Menurut Kemenkominfo, masyarakat Indonesia menggunakan internet dalam sehari kurang lebih 9 jam lamanya. 

Tentu tingginya para pengguna internet menjadikan hidup seolah berada dalam dunia maya, karena internet telah memberikan kenyamanan yang signifikan dalam kehidupan kita, terutama ketika hendak belanja, cukup klik smartphone, pesanan pun datang, gratis ongkir pula.

Kita semua menyadari bahwa bermain internet melalui smartphone banyak nilai manfaatnya, sekaligus besar pula mudhorot-nya, tentu hal tersebut bergantung kepada penggunanya.

Jika internet dibuat untuk kerja, jelas ada nilai positif dan memiliki manfaat besar yang mana bisa menghasilkan uang. Tetapi, jika internet disalahgunakan, bukan hanya membuat kantong kempes, namun juga berdampak pada kesehatan fisik maupun mental.

Besar pengaruh internet dalam kehidupan kita, tentu saja bisa mengubah pola pikir, karena mudahnya mendapatkan berbagai macam informasi, mulai dari informasi yang aktual dan nyata sampai informasi hoax yang mengada-ada, sehingga ketika salah konsumsi informasi, tentu saja akan sangat merugikan.

Kondisi pandemi yang cukup memperihatinkan dan mengharuskan kita di rumah saja, tentu menjadikan tingginya penggunaan internet, sehingga bisa berdampak pada perubahan kepribadian sosial kita di tengah kehidupan. 

Secara umum pengguna internet ini tidak hanya di kalangan masyarakat yang sudah berumur 17 tahun ke atas, namun para remaja yang berumur 17 tahun ke bawah, bahkan anak-anak sekalipun sudah sangat akrab dengan internet sejak dini. 

Bagi orang yang sudah dewasa, kemungkinan besar sudah bisa mengatur diri, kapan bermedia sosial, bermain game, belanja online, dan lain sebagainya. Namun perlu diingat, tentu saja jangan lupa aktivitas offline sangat penting dilakukan bagi keseimbangan hidup kita.

Namun bagi anak remaja, khususnya yang masih dalam usia 17 tahun ke bawah, tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri ketika internet menjadi candu yang bisa merusak mental mereka. Karena tidak bisa dipungkiri, kondisi yang masih labil bisa menyebabkan mereka enggan untuk keluar kamar dan berakhir menjadi kecanduan dengan game online, itu fakta yang tidak jarang ditemui.

Orang dewasa yang menggunakan internet | ilustrasi via kompas.com
Orang dewasa yang menggunakan internet | ilustrasi via kompas.com
Sebagai orang tua, bukan berarti harus melarang mereka bermain internet. Karena era digitalisasi ini, internet sudah sangat melekat dengan kehidupan kita.

Oleh karenanya penting untuk mengatur waktu, menjaga kedisiplinan, membimbing, dan mengarahkan mereka menggunakan internet secara efektif dan efisien, sehingga tidak menjadikan mereka kecanduan internet.

Beberapa hal di bawah ini barangkali bisa menjadi rekomendasi bagi orang tua untuk membimbing anak-anak dalam menggunakan internet secara efektif dan efisien.

Mengatur waktu menggunakan internet secara wajar 

Bagi orang tua, menggunakan internet merupakan kebutuhan mendasar, terutama dalam dunia kerja dan hubungan sosial. Karena dengan internet sangat memudahkan beragam macam urusan, apalagi di tengah berlangsungnya PPKM darurat saat ini.

Orang tua, tentu saja sudah sangat lihai membagi waktu, kapan menggunakan internet dan kapan harus beraktivitas secara offline. Nmaun tidak bagi para remaja yang masih umur 17 tahun ke bawah, di mana secara psikososial masih dalam kategori cukup labil.

Di masa pandemi ini, internet menjadi kebutuhan mendasar, terutama dalam dunia pendidikan, di mana anak didik, pendidik, dan orang tua dituntut untuk menggunakan internet sebagai media pembelajaran, tentu hal tersebut sangat positif dan membantu anak didik untuk tetap belajar.

Mengapa bermain internet harus diatur? Karena dikhawatirkan kecanduan, di samping itu pula, terus menerus di depan gawai akan menjadikan kesehatan mata semakin melemah.

Membimbing dan mengarahkan penggunaan internet sebagai media pembelajaran

Bagi pendidik, orang tua menjadi suatu kewajiban untuk membimbing, mengarahkan penggunaan internet pada hal-hal yang positif, karena hal tersebut akan sangat bermanfaat dan membantu terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Smartphone dan internet adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan, keduanya merupakan sistem yang sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menjadi mudhorot ketika digunakan pada hal-hal yang negatif.

Oleh karena itu, kondisi pandemi ini, jadikanlah smartphone dan internet sebagai media belajar dan pembelajaran dalam batas kewajaran, sehingga tidak menjadikan kecanduan bermain gawai.

Pentingnya menyeimbangkan aktivitas online dan aktivitas offline

Dari hasil survei yang dilakukan oleh Kemenkominfo, masyarakat Indonesia yang kecanduan internet sebanyak 48,7%, dengan rata-rata menggunakan internet selama satu hari selama 9 jam lamanya.

Tingginya pecandu Internet ini tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mata, namun juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental kita.

Dengan internet yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh, tentu itu adalah fakta yang terjadi hari ini.

Beraktivitas di dunia maya juga harus diseimbangkan dengan aktivitas di dunia nyata. Tentu saja sebagai seorang yang sudah dewasa, semuanya sudah bisa di atur sedemikian rupa, kapan waktunya berinteraksi dalam dunia maya (online), dan kapan waktunya berinteraksi dalam dunia nyata (offline).

Dengan demikian menjadi sangat penting mengatur keseimbangan dalam hidup kita, sehingga tidak kecanduan internet yang bisa merusak mental kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun