Mohon tunggu...
Akhmad Abi
Akhmad Abi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Ingin menjadi Fotografer dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lokawisata Cagar Alam Candi Pari dan Candi Sumur Menjadi Tujuan Pesepeda dan Objek Pre-Wedding

2 November 2020   07:42 Diperbarui: 2 November 2020   07:51 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cagar Budaya Candi Pari (Foto : Akhmad Abi D. K.)

SIDOARJO-Salah satu lokawisata yang ada di Sidoarjo yaitu banyaknya bangunan Candi yang tersebar. Adapun Candi Pari dan Candi Sumur yang berada di Kecamatan Porong. 

Dikala pandemi saat ini banyak warga yang memilih melepas penatnya dengan bersepeda. Akan tetapi tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.

Seiring bergantinya zaman, kelestarian Cagar Alam Candi Pari dan Candi sumur tetap terjaga. Jika dilihat dari tahun awal dibangunnya dapat dipastikan sudah lama sekali. Sejarah singkatnya dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. 

Artinya termasuk peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M. Menurut cerita rakyat, Candi Pari didirikan sebagai simbol kesuburan desa setempat dengan kesuburan padi yang melimpah dan mampu menyetor upeti kepada Raja Majapahit.

Cagar Budaya Candi Sumur yang letaknya tidak jauh dari  Candi  Pari. (Foto : Akhmad Abi D.K.)
Cagar Budaya Candi Sumur yang letaknya tidak jauh dari  Candi  Pari. (Foto : Akhmad Abi D.K.)

Menurut Semin atau biasa dipanggil pak Min selaku penjaga lokawisata cagar alam Candi Pari dan Candi Sumur mengatakan, "Candi Pari dan Candi Sumur pernah mengalami renovasi atau pemugaran pada tahun 1396.". Pemugaran dilakukan untuk menjaga bagunan candi agar tetap kokoh dibeberapa sisinya.

Dikala pandemi saat ini orang-orang ramai berkunjung sekedar menikmati atau melintas saja. "Biasanya weekend khususnya hari minggu ramai wisatawan lokal berkunjung, adapun rombongan pesepeda atau ibu-ibu yang rekreasi ke sini," ujar pak Min.

Tidak hanya pesepeda saja, adapun rombongan wisatawan lokal dan terkadang menjadi tempat latar belakang pre wedding. Adapun menjadi objek hunting foto bagi photografer. Ini tandanya keberadaan cagar budaya candi masih menjadi eksistensi budaya lokal yang harus terus dijaga dan diketahui keberadaannya. (Akhmad Abi D.K.)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun