Padahal, kita hanyalah sang pengamat — yang duduk diam di tengah arus pikiran, menyaksikan segalanya lewat tanpa harus menjadi salah satunya.
Dan yang menggerakkan kesadaran itu... adalah aku.
Aku yang sejati — bukan yang berpikir, tapi yang menyadari bahwa aku sedang berpikir.
Di sanalah letak kendali: bukan untuk menolak ruang marah atau sedih, tapi untuk menyadari kapan aku sedang berada di sana.
Sebab begitu aku sadar, aku bebas untuk berpindah.
Kemana kesadaran pergi, energi pun mengalir ke sana.
Maka berhati-hatilah dengan arah pandangmu, sebab di situlah hidupmu tumbuh.
Dan ketahuilah: hal yang paling banyak membocorkan energi dalam hidup adalah menilai.
Ketika kita menilai, kita melepaskan diri dari saat ini — dari keutuhan keberadaan.
Padahal tidak ada yang benar-benar salah di dunia ini.
Semua hanyalah konsekuensi, jalan untuk belajar.