Mohon tunggu...
Akh_ Khisabil
Akh_ Khisabil Mohon Tunggu... Security - Kisah sukses orang lain belum tentu jadi kisah sukses kita
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

reputation of the tongue

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Domain-domain Perkembangan Moral

19 Oktober 2021   18:48 Diperbarui: 19 Oktober 2021   18:54 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahap Autonomous Morality Anak pada tahap ini berada dalam masa transisi, menunjukkan beberapa ciri perkembangan moral tahap pertama dan beberapa ciri perkembangan moral otonom tahap kedua. 

Anak-anak mulai menyadari bahwa aturan dan hukum dibuat oleh manusia, ketika mengevaluasi aturan, anak akan mempertimbangkan maksud dan konsekuensinya. Moralitas akan muncul dari kerjasama atau hubungan timbal balik antara anak dan lingkungan.

Hal ini sering membuat anak merasa khawatir dan takut melakukan kesalahan. Namun, ketika anak mulai berpikir berbeda, mereka mulai menyadari bahwa mereka akan dihukum ketika ada bukti pelanggaran. 

Piaget percaya bahwa semakin berkembang gaya berpikir anak, semakin mereka memahami masalah sosial dan bentuk-bentuk kerjasama yang ada dalam masyarakat.

Pakar lain Kohlberg juga menunjukkan bahwa cara berpikir anak-anak tentang moral dikembangkan secara bertahap. Kohlberg membagi penalaran moral menjadi 3 level, dan setiap level level Kohlberg memiliki 2 tahapan, yaitu:

    Moralitas tradisional


Pada level ini, anak baik dan anak nakal dijelaskan dengan penghargaan (rewards/commendations) atau hukuman (punishment). Ada dua tahap pada tingkat ini, tahap moral heteronomi dan tahap individualisme.

Pada tahap pertama (Heteronomous Morality Stage), anak berorientasi pada kepatuhan dan hukuman, anak percaya bahwa ia harus patuh dan takut akan hukuman. Pada tahap kedua (tahap individualisme), anak berpikir bahwa egoisme itu benar, dan ini juga berlaku untuk orang lain. 

Oleh karena itu, anak-anak percaya bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan harus dihargai atau ditukar secara setara. Jika dia melakukannya dengan baik, maka orang juga harus memperlakukannya dengan baik, dan anak itu beradaptasi di masyarakat untuk mendapatkan penghargaan.

Moralitas tradisional

Pada tingkat ini, individu memaksakan standar tertentu, tetapi standar ini ditetapkan oleh orang lain, seperti orang tua atau pemerintah. Landasan etika adalah mengikuti aturan untuk mendapatkan persetujuan orang lain dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Tahap pertama adalah harapan interpersonal, dan tahap kedua adalah moralitas sistem sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun