Mohon tunggu...
Akbar Zainudin
Akbar Zainudin Mohon Tunggu... Human Resources - Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Trainer Motivasi, Manajemen dan Kewirausahaan. Penulis Buku "Man Jadda Wajada". BUKU BARU: "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari". Ngobrol bisa di Twitter: @akbarzainudin atau www.manjaddawajada.biz

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Roadshow Pelatihan Man Jadda Wajada For Pesantren: Ponpes Manahijussadat, Rangkas, Banten, 9 Okt 2014

27 Oktober 2014   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:34 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_350093" align="aligncenter" width="622" caption="Manahijussadat, jalan orang-orang mulia"][/caption]

“Manahijussaadat”, itulah nama yang diberikan KH Rifai Arif (Alm), pendiri Pesantren Daar el Qalam untuk pesantren yang didirikan oleh K.H. Sulaeman Effendi. Kata “Manahijussaadat” berasal dari sebuah kalimat dalam Mahfuzhat (Pepatah Arab) “Usluk bunayya manahijassaadat, wa takhallaqanna biakhlaqil ‘aadaat”, yang artinya “Wahai anakku, ikutilah jalan orang-orang mulia, dan berakhlaklah sebagaimana akhlak orang-orang yang beradab”.

[caption id="attachment_350096" align="aligncenter" width="622" caption="Masjid lama yang sudah tidak mampu menampung santri"]

14143812391111062263
14143812391111062263
[/caption]

K.H. Sulaeman Effendi berasal dari Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Sejak kecil, beliau dididik untuk bekerja keras. Sehabis sekolah, beliau membantu pekerjaan ayahnya hingga pelan-pelan berhasil mengumpulkan padi yang ditaruh dan ditabung di lumbung. Padi itu semakin lama semakin banyak, dan dari hasil menjual padi yang di lumbung itulah, Sulaeman kecil berangkat mencari ilmu ke Gontor. Kebetulan, ada salah seorang tetangganya yang terlebih dahulu nyantri di Pondok Gontor Ponorogo.

[caption id="attachment_350098" align="aligncenter" width="622" caption="KH. Sulaeman Effendi dengan latar belakang Masjid baru yang sedang dibangun. "]

1414381337807597058
1414381337807597058
[/caption]

Perjalanan panjang dan berat dilewati, hingga akhirnya Sulaeman lulus dari Gontor. Lulusan Gontor wajib mengabdi, dan mereka terbagi menjadi tiga golongan: wajib mengabdi di Gontor, mengabdi di pondok alumni, atau bebas memilih mengabdi di mana saja. Ust. Sulaeman termasuk golongan ketiga; bebas mengabdi di mana saja.  Ust. Sulaeman diajak oleh teman angkatannya untuk mengabdi di Pesantren Daar el Qolam, Gintung.

[caption id="attachment_350100" align="aligncenter" width="622" caption="Sebagian gedung asrama"]

1414381623586430172
1414381623586430172
[/caption]

Dengan tekad yang bulat, iapun berangkat menuju daerah yang sama sekali asing. Tetapi tekadnya sudah bulat; ingin mengabdi kepada umat dan bangsa Indonesia. Maka mulailah episode baru kehidupan Ust. Sulaeman: mengabdi sebagai guru di Pesantren Daar el Qolam.

[caption id="attachment_350101" align="aligncenter" width="622" caption="Para santri menyiapkan acara di Gedung Pertemuan"]

1414381715846759412
1414381715846759412
[/caption]

Di Pesantren inilah, kepribadian Ust. Sulaeman lebih terbentuk. Sosok kharismatik K.H. Rifai Arif begitu berjasa dan berkesan. KH. Rifai adalah orang yang luar biasa hebat dalam mengkader orang. Ditumbuhkan kepercayaan diri kepada setiap orang, dikembangkan kemampuan mereka dengan memberi tanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing-masing. Termasuk juga Ust. Sulaeman yang diberi tanggung jawab beberapa posisi strategis di pesantren.

[caption id="attachment_350102" align="aligncenter" width="622" caption="Saung tempat Ngobrol dan Belajar"]

14143818421052002431
14143818421052002431
[/caption]

Namun demikian, keinginan mendirikan pesantren tetap membuncah di dada Ust. Sulaeman. Keinginan itu begitu kuat, sehingga sampai terbawa ke alam mimpi, seakan beliau berdiri di sebuah bukit yang tidak terlalu tinggi, di seberangnya sawah yang menghijau dan kebun-kebun. Ada seseorang yang menghampiri dan menunjuk ke tanah tersebut seakan menunjukkan, di sanalah tempat untuk pesantrenmu.

[caption id="attachment_350103" align="aligncenter" width="622" caption="Penggemukkan Sapi sebagai salah satu usaha pesantren"]

14143819231328385170
14143819231328385170
[/caption]

Suatu hari, Ust. Sulaeman diminta untuk memberikan khutbah Jum’at di Komplek Bank Indonesia. Salah seorang jamaah di masjid tersebut, yang kebetulan mempunyai nama yang sama, Sulaeman tiba-tiba mendekati dan mengutarakan maksudnya untuk memberikan wakaf berupa perhiasan yang jika ditotal nilainya sekitar Rp 6.000.000. Kata Bapak Sulaeman, ini saya berikan kepada Ustadz untuk membeli tanah yang akan didirikan sebagai pesantren. Ust. Sulaeman langsung bersyukur dan berkata dalam hati bahwa inilah jalan yang dibuka Allah untuk mendirikan pesantren.

[caption id="attachment_350104" align="aligncenter" width="622" caption="Suasana Pelatihan Santri"]

1414382014260585646
1414382014260585646
[/caption]

Hingga beberapa hari kemudian, datanglah kawannya yang menawarkan informasi penting ada orang yang mau jual tanah di daerah Lebak, Rangkasbitung. Dan ternyata, setelah disurvey, tanah itu persis seperti apa yang diimpikan Ust. Sulaeman. Tanah seluas 5000 meter itu sudah bersertifikat lengkap. Tanah itu ditawarkan Rp 6.000.000, persis seperti yang diberikan oleh Bapak Sulaeman. Tanpa berpikir panjang lagi, Ust. Sulaeman lalu membeli tanah tersebut. Mulailah episode baru membangun pesantren.
Pesantren Manahijussaadat akhirnya berdiri. Dimulai dengan menerima beberapa orang santri, pesantren ini terus berkembang pesat hingga sekarang. Pembangunan terus bertambah, sarana prasarana juga terus dikembangkan. Bermula dari beberapa santri, pesantren ini sekarang berkembang hingga sekitar 600 santri.

[caption id="attachment_350105" align="aligncenter" width="622" caption="In Action"]

1414382100249807945
1414382100249807945
[/caption]

Salah satu pesan penting KH Sulaeman Effendi yang rasanya perlu untuk diteladani adalah; perbanyak silaturahim. Silaturahim akan membuka berbagai kemungkinan. Silaturahim akan membuka pintu-pintu rezeki yang sebelumnya mungkin tidak pernah kita sangka dan kita duga.

Selebihnya, serahkan pada Allah. Allah yang akan mengatur segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun