Banyak guru yang awalnya mengira bacaan mereka sudah baik namun setelah mendapatkan bimbingan dari para instruktur/pendamping, mereka menemukan banyak kesalahan kecil yang sebelumnya tidak disadari.Â
Ini menjadi pengalaman berharga sekaligus tantangan untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas bacaan.
Selain pembenahan bacaan, para peserta juga dibekali metode pengajaran Al-Qur'an yang lebih interaktif dan menarik. Tidak lagi hanya menggunakan metode klasik yang terkadang terasa monoton tetapi dikombinasikan dengan teknik yang lebih komunikatif dan menyenangkan bagi anak-anak.Â
Pekanbaru Cinta Al-Qur'an merupakan bagian dari ikhtiar besar dalam membangun generasi Qur'ani yang tidak hanya mampu membaca tetapi juga memahami dan mengamalkan nilai-nilai Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Para guru yang menjadi peserta TOT ini diharapkan menjadi garda terdepan dalam mensukseskan visi tersebut.
Tantangan terbesar dalam implementasi program ini di sekolah adalah membangun minat siswa terhadap Al-Qur'an. Tidak sedikit anak yang merasa kesulitan belajar karena belum terbiasa atau kurangnya pendampingan di rumah.Â
Inilah yang membuat peran guru semakin krusial, bukan hanya sebagai pendidik di kelas tetapi juga sebagai motivator yang menginspirasi siswa untuk mencintai kitab sucinya.
Untuk memastikan program ini berjalan dengan maksimal perlu adanya sinergi antara sekolah dan orang tua di rumah.Â
Orang tua juga diharapkan ikut mendampingi anak-anak mereka di rumah sehingga pengajaran dan bimbingan yang diperoleh di sekolah bisa terus dipraktikkan.
Pendekatan dalam pelatihan ini juga mengenai penggunaan aplikasi sebagai media pembelajaran Al-Qur'an. Aplikasi digital berbasis tahsin dan tajwid mulai diperkenalkan agar kita bisa belajar dengan cara yang lebih menarik dan sesuai dengan zaman.Â