Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Buku: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri. BT 2022. KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Refleksi Aksi World Cleanup Day di Lingkungan Pendidikan

5 Oktober 2025   05:10 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:09 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi bersih-bersih di sekolah dalam rangka World Cleanup Day. (Foto koleksi AKBAR PITOPANG)

Selain itu, orangtua bisa membiasakan anak untuk melakukan aktivitas kebersihan sederhana di rumah. Seperti menyapu, mengepel, atau merapikan tempat tidur. Hal ini akan membentuk kemandirian dan rasa tanggung jawab sejak dini.

Tidak kalah penting, orangtua juga harus konsisten. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat bukan hanya dari apa yang mereka dengar. Jika orangtua selalu menjaga kebersihan dipastikan anak akan otomatis meniru.

Kegiatan bersama keluarga seperti gotong royong membersihkan rumah atau halaman juga bisa menjadi momen kebersamaan yang mendidik. Anak akan merasa kebiasaan bersih-bersih ialah bagian dari gaya hidup keluarga.

Dukungan orangtua akan memperkuat pendidikan kebersihan yang diberikan di sekolah. Jika sekolah dan rumah sejalan maka anak akan tumbuh dengan kesadaran yang kuat. Orang dewasa terutama orangtua dan guru punya peran penting sebagai tutorial. 


Saatnya Beraksi Bersama

Kebersihan akan terasa lebih bermakna jika dilakukan bersama. Aksi bersih-bersih masal selalu memiliki daya tarik tersendiri karena ada semangat kebersamaan yang membuat kegiatan terasa lebih seru. Itulah sebabnya gerakan seperti World Cleanup Day mampu menggerakkan jutaan orang di seluruh dunia.

Di Indonesia, aksi bersih-bersih semakin populer berkat munculnya komunitas-komunitas yang peduli lingkungan. Salah satu yang viral adalah Pandawara Group —sekelompok anak muda proaktif bersih-bersih sungai dan tempat-tempat penuh sampah. Aksi mereka bukan hanya membersihkan tetapi juga menginspirasi jutaan orang melalui media sosial.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kepedulian bisa menular. Ketika satu kelompok bergerak maka banyak orang akan tergerak untuk ikut serta. Sehingga lebih banyak orang mau berpartisipasi. Semuanya berangkat dari kepedulian tidak ingin melihat lingkungan terus-menerus kotor dan kumuh.

Kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan telah menjadi sarana edukasi massal. Banyak orang yang mungkin sebelumnya tidak peduli lalu menjadi sadar setelah ikut serta. Merasakan langsung betapa beratnya mengumpulkan sampah yang berserakan. sehingga terdorong untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan.

Kini, dengan semakin banyaknya gerakan bersih-bersih maka tidak ada alasan lagi untuk hanya menjadi penonton. Saatnya kita ikut beraksi mulai dari lingkungan terdekat hingga mendukung kampanye global seperti World Cleanup Day. Karena bersih-bersih bukan hanya soal lingkungan. Tetapi juga tanda kesadaran penuh dan utuh menjadi manusia yang sejati.

Semoga ini bermanfaat.

Literasi:
https://www.worldcleanupday.org/post/final-results-reveal-191-countries-united-for-world-cleanup-day-2024#:~:text=Final%20participation%20numbers%20confirm%20that,of%20us%20taking%20action%20locally.
https://act4sdgs.org/lets-do-it-foundation-world-cleanup-day/#:~:text=Let's%20Do%20It%20World%20is,working%20towards%20the%20same%20goal.
https://sipsn.kemenlh.go.id/sipsn/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun