Evaluasi ini harus menyentuh semua aspek dari penyedia, distribusi, standar gizi, hingga mekanisme pengawasan. Tidak boleh ada satu pun yang luput.
Dan sekali lagi, yang paling penting evaluasi itu harus transparan. Publik berhak tahu hasilnya bukan hanya janji-janji kosong. Dengan keterbukaan, masyarakat bisa ikut mengawasi. Dengan keterlibatan publik, kualitas program akan lebih terjaga.
Jika semua ini dilakukan, MBG berpotensi menjadi program sepenuh hati yang mengubah wajah pendidikan dan kesehatan anak bangsa. Tapi jika tidak, MBG hanya akan menjadi "permainan" politik yang berakhir dengan kegagalan. Janganlah MBG masuk ke daftar hitam itu.
Kita semua tentu masih optimis. Karena di balik segala polemik masih ada waktu untuk memperbaiki. Masih ada kesempatan untuk membuktikan bahwa program ini benar-benar hadir sepenuh hati, bukan sekadar iseng-iseng berbungkus korupsi.
Kuncinya ada pada keberanian pemerintah untuk membuka diri atas semua kritikan dan masukan serta bergerak cepat melakukan perbaikan.
Kita tidak ingin lagi mendengar ada anak yang harus masuk rumah sakit hanya karena makan dari program yang seharusnya menyehatkan. Kita juga tidak ingin lagi melihat orangtua was-was setiap kali anak mendapat MBG di sekolah.
Program sebesar ini harus memberi rasa aman. Bukan rasa beban atau tekanan perasaan dan pikiran.
Jadikan MBG sebagai simbol kepedulian negara terhadap generasi penerus. Bukan calon program gagal yang menyisakan luka dan trauma.
Ending-nya, jangan sampai sejarah mencatat bahwa niat baik pemerintah justru berbalik menjadi malapetaka bagi rakyatnya sendiri. Biarlah dunia mencatat bahwa Indonesia berhasil melahirkan program makan bergizi gratis yang berkualitas dan bermanfaat jangka panjang.
Anak-anak yang sehat, cerdas, dan bahagia adalah modal terbesar bangsa untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Dan karena itulah alasan mengapa MBG harus benar-benar dipersiapkan dengan sepenuh hati.Â
Demi generasi kini, demi generasi nanti, demi mempersiapkan Indonesia yang lebih baik. Aamiin ya rabbal 'alamiin.